The Bad Girl 2
Jira baru saja masuk ke dalam mobilnya dan bersiap untuk pergi dari Rumah Sakit saat ponselnya berdering. Ia melirik sekilas layar ponselnya dan melihat nomor yang tidak dikenali terpampang di layar.
Satu, dua kali ponsel Jira berbunyi dengan nomor penelpon yang sama, hingga akhirnya gadis itu menjawab panggilan tersebut dengan enggan.
Gadis itu tidak pernah mau bersuara terlebih dahulu jika menjawab panggilan dari nomor yang tidak diketahuinya. Ia ingin mengetahui lebih dahulu jenis kelamin si penelpon sebelum memutuskan untuk berbicara atau tidak.
"Yeobseo? Aquinas?" Jira mengernyit merasa pernah mendengar suara wanita itu.
"Ya." Jawab Jira dingin. Ia masih mencoba untuk mengenal suara itu.
"Astaga! Aku pikir kau tidak menjawab panggilanku lagi!" dengus wanita itu dengan kesal. "apakah kau sibuk? Bisakah kau membantuku?"
"Kenapa aku harus?"
Hening di ujung sana hingga Jira harus melirik layar ponselnya untuk memastikan bahwa sambungan telpon masih berjalan.
Helaan nafas kesal terdengar dan diikuti oleh decakan, sebelum akhirnya suara wanita itu kembali terdengar "aku lupa bahwa di kontak ponselnya hanya ada nomor kedua orangtuanya, Kakek-Neneknya dan para sahabatnya." Ucap wanita itu entah pada siapa. "Quin, ini aku Cho Ahra."
Jira membulatkan matanya mendengar nada kesal yang Ahra gunakan. Senyum geli sudah menghiasi wajah Jira saat membayangkan wanita cantik itu kesal karena dirinya.
"Oh. Ada apa Eonni?"
"Kau tidak ingin minta maaf terlebih dulu padaku?" kali ini ada suara kekehan pria saat Ahra bicara. Jira menebak itu adalah suara Suaminya.
"Apa yang harus ku lakukan untukmu, Eonni?" tanya Jira mengacuhkan ucapan Ahra sebelumnya.
Sekali lagi decakan kesal Ahra terdengar diikuti gelak tawa suaminya. Membuat Jira tersenyum samar.
"Kau bisa datang ke Penthouse Kyuhyun? dia sedang sakit dan tidak mau di bawa ke Rumah Sakit." Mendengar nama Kyuhyun membuat senyum gadis itu meghilang digantikan oleh seringaian. "aku akan mengirim alamatnya jika kau dapat membantuku."
"Uhmm... baiklah. Aku akan membantumu, Eonni."
Jira menyalakan mobilnya dan mulai membelah kota Seoul di sore hari saat Ahra memberikan alamat Penthouse Kyuhyun. Beberapa menit kemudian Jira telah sampai di depan pintu Penthouse yang dimaksud oleh Ahra.
Wajah Ahra menyambut dirinya dan mempersilahkannya masuk. Penthouse milik Kyuhyun benar-benar mewah dan luas. Di bagian tengah terdapat tangga yang langsung menuju ke kamar Kyuhyun.
Senyum Jira mengembang saat melihat sosok Kyuhyun terbaring lemah di atas ranjang king size, wajah pria itu terlihat pucat dan berpeluh.
"Apa kau tidur, Kyu?" Tanya Ahra lembut sambil duduk di samping Kyuhyun.
Mata yang terpejam itu perlahan membuka dan terlihat sayu, namun sesaat kemudian berubah menjadi tajam saat Kyuhyun menemukan Jira berdiri di samping ranjangnya yang lain.
"Sudah kukatakan untuk tidak memanggilnya, Noona." Ucap Kyuhyun dengan suara serak yang sukses membuat Jira mengulum senyum untuk menahan tawanya. Suara pria itu terdengar sangat seksi di telinga Jira. "kenapa kau tertawa?" ada nada tidak suka saat Kyuhyun bertanya pada Jira.
Ahra segera menoleh melihat Jira. Memang benar, Jira sedang tersenyum dan terlihat berusaha menahan tawanya agar tidak meledak.
Jira menggelengkan kepalanya dengan cepat, namun ia masih mengulum senyumnya. Menambah rasa kesal pada Kyuhyun.