Kyuhyun menyeruput kopi yang baru saja di sajikan salah satu pelayan kepadanya.
Pahit.
Sama seperti keadaannya saat ini. Atau lebih tepatnya, apa yang akan ia lakukan saat ini.
Decitan pintu terdengar dan sosok wanita cantik itu muncul.
Ia tersenyum dengan anggun, jelas terlihat ia telah mempersiapkan dirinya dengan maksimal untuk menyambut kedatangan Kyuhyun.
"Hai." Sapaan yang entah mengapa terasa canggung.
Kyuhyun mengulum senyum, sedikit kesulitan untuk bersikap seolah mereka baik-baik saja.
"Hai. Bagaimana keadaanmu?" Tanya Kyuhyun. Ingin tahu keadaan wanita itu yang meski terlihat menawan, namun ada warna kehitaman dan kantung mata di wajahnya.
"Seperti yang kau lihat. Aku tidak cukup baik." Jawab wanita itu sembari duduk di depan Kyuhyun.
Tidak mengacuhkan keinginannya untuk memeluk atau bahkan duduk di samping Kyuhyun.
Sejak ia masuk ke ruangan ini. Ia sudah dapat merasakan aura yang dikeluarkan Kyuhyun begitu dingin dan mengintimidasi.
Sikap yang hanya ditunjukkan pria itu pada orang asing.
"Maaf telah mengganggu waktu istirahatmu, Rebeca." Kyuhyun menatap wanita itu lurus-lurus. Terlihat dingin, namun Rebeca masih dapat menangkap rasa sayang dan rasa bersalah di sana.
"Untuk apa?"
"Untuk semuanya," Kyuhyun terdiam sesaat. Ia menghela nafas pelan sebelum melanjutkan perkataannya. "Untuk semua hal yang kulakukan padamu. Untuk semua keegoisanku yang membuat hubungan kita menjadi seperti ini."
Rebeca mencengkram tangannya sendiri. Entah mengapa, ia seakan merasakan firasat buruk atas tujuan dari ucapan Kyuhyun.
"Kita bisa memperbaikinya bersama, Kyu." Kyuhyun bergeming di tempatnya. Menatap sendu ke arah Rebeca yang mulai gelisah di tempat duduknya. "Kita akan berjuang bersama untuk memperbaiki hubungan kita."
"Apa yang harus kita perjuangkan, Rebeca? Hubungan perselingkuhan ini?" Kyuhyun tersenyum miris dan menggeleng pelan "seharusnya dari awal kita tidak melakukan ini."
"Apa maksudmu, Kyu?"
"Aku ingin kau bahagia. Kau memiliki putra yang menggemaskan dan suami yang membanggakan. Kau akan bahagia dengan mereka, jangan merusak hal itu."
"Tidak!" Seru Rebeca. Ia berdiri dan menatap marah Kyuhyun. "Omong kosong apa yang sedang kau ucapkan??"
"Rebeca duduklah. Kita bicara baik-baik."
"Aquinas," geram Rebeca dengan gigi gemeretak. Mengabaikan ekspresi Kyuhyun yang berubah menjadi dingin mendengar nama itu. "Dia penyebab ini semua kan? Apa yang dia katakan hingga kau menjadi seperti ini, Kyu?"
"Ini tidak ada sangkut pautnya dengan Jira."
Rebeca mendengus dan tersenyum sinis "kau bahkan memanggil nama Koreanya."
Kyuhyun mengalihkan tatapannya saat mata Rebeca mulai berkaca-kaca. Demi Tuhan! Ia sama sekali tidak suka melihat wanita yang disayanginnya menangis.
"Sudah kukatakan bukan, bahwa kau tak boleh membiarkan dirinya berada di sekitarmu! Lihat sekarang, Kyu. Jika saja kau mau mendengarkanku..."
"Aku menyukainya sejak dua tahun lalu," sela Kyuhyun dengan suara rendah. Ah sial! Ia merasa bersalah sekaligus marah pada wanita di depannya ini.
Rebeca terdiam. Matanya menatap terkejut ke arah Kyuhyun.