Oho~~~
Long time no see!
Miss me? 😂🤣
Langsung aja ya..
*Sorry utk typoThe Bad Girl 21
Jira melangkahkan kakinya perlahan, menuruni anak tangga di sebuah rumah yang megah. Matanya dengan malas menyapu beberapa orang pria bertubuh tegap yang berdiri di beberapa titik dan sesekali melirik ke arahnya.
"Ada yang bisa ku bantu, Nona Aquinas?" Seorang pelayan wanita mencegat Jira saat ia berada pada anak tangga terakhir.
Jira melirik salah satu jam antik yang menunjukan bahwa ia bangun terlalu siang hingga mau tak mau ia harus menerima bahwa ia melewatkan jam makan siangnya.
"Aku lapar." Bisik Jira lebih kepada dirinya
Pelayan itu mendongak, menatapnya dengan beberapa kali kedipan gugup. Ya, ia tahu bahwa dalam rumah ini ada peraturan tidak tertulis, bahwa tidak boleh menyajikan makanan di luar jadwal yang telah ditentukan.
Tapi ya... perutnya meraung meminta tolong dan tentu saja apapun yang terjadi ia akan selalu menolong dirinya sendiri.
"Umm... Aku akan membicarakan hal ini dengan kepala koki, Nona."
"Aku akan menunggu di meja makan." Ucap Jira tanpa mau berpikir bahwa bisa saja ada kemungkinan bahwa permintaanya tidak dapat di penuhi.
Jira dengan santainya menarik kursi di salah satu meja makan. Tubuhnya terlihat begitu mungil karena tak sebanding dengan ukuran meja yang besar dan panjang.
Tanganya sibuk mengotak ngatik ponsel yang baru saja ia nyalakan.
Perjalanannya ke Roma membuat ia harus mematikan ponselnya dan ia terlalu lelah untuk langsung menyalakan ponselnya saat tiba di Roma.
Ada beberapa pesan dari teman-temanya dan para petugas medis di rumah sakitnya. Isinya sama, mendoakan perjalananya dan menitip oleh-oleh saat ia kembali ke Korea nanti.
Tidak ada satupun panggilan atau pesan dari Cho Kyuhyun.
Memangnya apa yang dia harapkan?
"Nona Aquinas, apakah anda ingin makan siang?" kepala koki bertanya dengan kening mengenryit
"Yup. Apakah kau tidak bisa melakukan hal itu untukku?" Jira balik bertanya
Kepala koki tersebut tersenyum "Akan saya siapkan, Nona."
"Terimakasih."
Jira meletakan ponselnya dengan malas. Mata bulat wanita itu menyusuri seluruh sudut rumah yang cukup lama tidak ia datangi.
Perlahan tatapanya berhenti pada sebuah foto besar yang digantung tepat di salah satu sudut ruang tamu. Semakin ia melihat potret tersebut semakin kuat kenangan itu menghantam ingatanya.
Flash Back
"Queen." Jira mengalihkan tatapanya ke arah suara tersebut. Sorang pria Dewasa yang baru beberapa minggu ia kenal mendekat dan berlutut tepat di depannya. "Aku ingin mengenalkanmu dengan beberapa orang. Maukah kau ikut denganku sebentar?"
Jira yang baru berusia 4 tahun tersebut melirik pria itu dari atas kepalanya hingga ke ujung kaki.
Memberi penilaian.
"Kau tahu? Caramu menatap yang seperti itu terlihat sangat tidak baik." Pria itu membelai kepala Jira kemudian turun ke rambutnya yang hari ini di kepang dua.
Jira meraih dan menarik turun tangan pria itu untuk kemudian di gengamnya dan dengan perlahan menempelkan tubuhnya pada pria tersebut sebelum akhirnya Jira memeluk lehernya.