Cerita ini tidak diperuntukkan bagi para plagiat. Jika terinspirasi atau ingin mengambil beberapa paragraf harap untuk meminta ijin
(saya baik bgt loh).Mau cepat2 dipublish sebelum banyak hal yang akn membuat ini tertunda hehehe
Semoga suka ceritanya, dan maaf utk typo2 ya.TBG 30
Jira berlari tanpa berpikir untuk menurunkan kecepatannya meski ia sudah beberapa kali bertubrukkan dengan orang lain.
"Raya, jangan berlari." Suara teriakan Kyuhyun dari arah belakangnya tidak ia turuti. Pikiran Jira saat ini hanyalah bagaimana caranya ia sampai ke tujuan dengan lebih cepat lagi.
Langkah Jira berhenti tepat di persimpangan Lorong. Kakinya mulai melambat melihat sosok para sahabatnya berada di depan sebuah pintu putih di mana Heechul menjalani perawatan.
Siwon terlihat bersandar di dinding tepat di samping pintu sedangkan Eunhyuk dan Seohee berdiri sambil menggenggam kursi roda yang di duduki oleh Donghae.
Kondisi Donghae pulih dengan signifikan hingga ruang perawatannya harus dipisahkan dari Heechul, namun beberapa saat lalu Siwon mnghubungi Jira dan mengatakan bahwa Heechul baru saja siuman.
Itulah alasan mengapa Jira bisa berlari seperti orang kesetanan beberapa menit yang lalu.
"Jira kau sudah datang?" ucap Eunhyuk menyadari keberadaan Jira di tengah-tengah mereka. "oh kau juga datang Kyuhyun." Sapah Eunhyuk lagi."Bagaimana kondisinya?" tanya Kyuhyun sambil berusaha mengintip situasi ruangan perawatan Heechul melalui kaca kecil yang berada di pintu. Jira juga mengikuti tindakannya.
"Kondisinya masih lemah layaknya seseorang yang baru tersadar dari komanya." Jawab Siwon "dia langsung menanyakan dirimu dan Leyna saat menyadari kalian berdua tidak berada di sini."
Tubuh Jira sontak menengang. Ia segera menoleh menatap Siwon dengan tatapan khawatir.
"Adrew Oppa, kau tidak mengatakannya kan?" Alih-alih menjawab, Siwon justru menatap ke arah Eunhyuk dengan tatapan anehnya hingga Jira terpaksa beralih menatap Eunhyuk "Spencer Oppa?"
Eunhyuk mengerjap beberapa kali dan hanya menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Desahan napas Jira terdengar berat, wajah Wanita itu mulai berubah menjadi kesal. "bagaimana bisa kalian memberikan kabar itu di saat dia baru siuman?"
"Quin..." sela Donghae mencoba untuk menjelaskan hal yang tidak bisa Eunhyuk lakukan "bukankah akan lebih baik baginya mengetahui hal ini? Heechul Hyung akan jauh lebih marah dan kecewa jika kita menyembunyikan hal ini."
"Kita harus tahu kondisinya seperti apa, Aideen Oppa. Fisiknya saja belum kuat apa lagi mentalnya, bagaimana bisa kalian..."
"Raya. Raya... hey..." Kyuhyun meraih bahu Jira yang bergetar marah dan membuat Jira menatap ke arahnya. Ia menundukkan sedikit tubuhnya agar bisa menatap lurus pada Jira "tidak ada gunannya untuk marah saat ini. Cepat atau lambat Heechul akan tahu dan reaksinya tetap tidak akan menerima kepergian Leyna. Ini sudah terlanjur terjadi, yang terpenting saat ini adalah bagaimana caranya untuk menenangkan Heechul, bukan malah berdebat."
Jira mengerang pelan, berusaha menekan emosinya agar bisa terkontrol. Kyuhyun benar, yang terpenting saat ini adalah Heechul. Kesehatan pria itu adalah prioritas.
"Maaf, aku hanya terlalu takut dengan kondisi Casey Oppa." Gumam Jira lemah.
"Tidak apa-apa, Quin. Kita semua merasa sangat tertekan untuk hal ini." Donghae mengulurkan kedua tangannya ke arah Jira dan wanita itu segera merespon dengan memeluknya.