Seventeen

35.5K 1.4K 204
                                    

Perhatikan mediannya karena pemandangan itu akan membantu kalian berimajinasi pada salah satu scene

Sorry for typo!!!

The Bad Girl

"Dokter Choi," Jira mendongak dan mengalihkan tatapan matannya dari kegiatan memasang infuse pada seorang anak kecil yang baru masuk Rumah Sakit hari ini "ada tamu yang ingin bertemu dengan Anda." lanjut Perawat mudah itu.

Jira mengangguk dan kembali melanjutkan pekerjaannya "biarkan dia menungguku di ruangan kerjaku."

"Baik, Dokter."

Jira mengecek sekali lagi posisi selang infuse di tangan bocah laki-laki itu sebelum akhirnya merapikan peralatan yang tadi ia gunakan.

"Awasi anak ini terus. Jangan sampai kejadian di Rumah Sakit itu terulang di sini." Perawat yang sejak tadi mendampingi Jira mengangguk paham.

Bocah yang saat ini tiba di Rumah Sakit mereka adalah pasien yang di ajukan dari Rumah Sakit kecil di salah satu kota pinggiran Seoul. Anak kecil berumur 14 tahun yang baru saja kehilangn kedua orangtuannya akibat kecelakaan kerja di salah satu terowongan, hingga membuat psikis anak itu terguncang dan beberapa kali mencoba melakukan bunuh diri sebelum akhirnya pihak Rumah Sakit kecil itu memilih untuk mengirim bocah ni ke Rumah Sakit milik keluarga Choi.

Paman Jira yang merupakan Presiden Direktur di Rumah Sakit ini memiliki hati bak malaikat, hingga mau menampung anak itu tanpa meminta biaya dan memaksa Jira untuk menjadi Dokter yang bertanggung jawab atas kesembuhan bocah itu.

Salah satu hal yang sebenarnya enggan dilakukan oleh Jira. Bukannya ia tidak ingin membantu para pasien yang membutuhkan Dokter, hanya saja wanita itu berpikir bahwa ia tidak bisa bertahan di lingkungan seperti ini. Dia bukan malaikat yang selalu bersikap lembut pada siapapun.

Tapi untuk kasus bocah itu. Ia tidak mampu menolak karena Pamannya itu telah menjanjikan posisi sebagai salah satu Direktur Rumah Sakit jika ia berhasil menyembuhkan bocah itu.

"Hubungi aku jika terjadi sesuatu padannya." ucap Jira lagi sebelum pergi dari kamar tempat bocah itu dirawat.

Setelah membersihkan tangannya dengan cairan antiseptic, Jira lantas menuju ruangannya. Ia tersenyum samar melihat punggung mungil yang membelakanginnya.

"Tepat tiga hari, eh?" Leyna berbalik dan sedikit menundukkan kepalannya menyadari kehadiran Jira. "ayolah Leyna. Jangan bersikap formal seperti itu."

Jira duduk di kursinnya dan mempersilahkan wanita bertubuh mungil itu duduk hanya dengan gerakan matannya.

"Kita tidak dalam situasi sesantai itu, Nona Muda." jawab Leyna seraya meletakkan sebuah amplop hitam di atas meja kerja Jira. Secara sopan menolak tawaran Jira untuk bersikap layaknya teman.

Jira mendengus dan membuka amplop hitam itu "kau terlalu serius. Sama seperti Liam."

"Kami memiliki tugas yang sama dan di didik dengan cara yang sama. Tidak heran jika sifat kami juga mirip." balas Leyna dengan senyum sopan yang justru membuat Jira tertawa kecil.

"Selama ini kau berada di mana, Leyna? Ku pikir kau masih berada di Roma hingga aku melihatmu di club malam itu."

Jira mengangkat kepalannya dan menatap Leyna. Menghentikan aktivitasnya yang sibuk memperhatikan sebuah foto keluarga besar yang diyakininnya adalah keluarga dari pembunuh anak dari Sophie.

"Kenapa kau diam?" Jira mengangkat alisnya sebentar dan kembali menunduk memperhatikan foto yang beranggotakan keluarga yang lebih kecil. "kau pikir aku tidak akan menemukanmu? Well, cepat atau lambat aku tahu kau pasti akan mengikutiku dan Liam ke Korea."

The Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang