Cerita ini tidak diperuntukkan bagi para plagiat. Jika terinspirasi atau ingin mengambil beberapa paragraf harap untuk meminta ijin
(saya baik bgt loh).Ps: Maaf utk typo. Tidak mengandung keuwuan. Semoga suka
TBG 28
"Raya~" Jira mengerang pelan, terganggu dengan sentuhan lembut di pipinya. "Raya, kau harus bangun."
Suara Kyuhyun kembali terdengar.
"Kenapa? Ini masih terlalu pagi, Marc Oppa." Suara Jira terdengar begitu serak. Matanya setengah terbuka melirik jam dinding kamarnya.
06.12
Hal yang sangat tidak masuk akal!
"Raya, dengarkan aku." Dengan cepat Kyuhyun menarik tubuh Jira hingga terduduk sebelum wanita itu kembali tertidur "hey~ dengarkan aku baik-baik."
"Heiiissss" desisan itu jelas terdengar sangat kesal, namun Kyuhyun tidak mengurungkan niatnya sedikitpun.
Tangan Kyuhyun menangkup kedua pipi Jira, menengadahkan wajah wanita itu hingga ia bisa melihat dengan lebih jelas bagaimana wajah Jira saat ini.
"Aku memiliki kabar yang buruk, tapi aku harap kau bisa mengendalikan dirimu. Kau mengerti?" Mata sayu Jira perlahan membuka mendengar perkataan Kyuhyun.
Meski beberapa saat lalu Jira masih dalam keadaan setengah mengantuk, namun ia masih cukup peka untuk menyadari suara bergetar Kyuhyun dan telapak tangan yang basah pria itu.
"Ada apa, Oppa?"
"Kau harus berjanji dul..."
"Tidak," ia meraih tangan Kyuhyun yang berada di wajahnya "aku tidak akan membuat janji yang tidak bisa kutepati."
"Raya," Wajah Kyuhyun semakin terlihat cemas.
Jira menggretakkan giginya. Jujur saja, melihat Kyuhyun seperti itu membuatnya merasa takut untuk mendengar apa yang terjadi. Tapi ia tetap harus tahu apa yang membuat Kyuhyun mengusik tidurnya di jam sepagi ini.
"Kenapa? Ada apa, eoh?"
"Heechul dan Donghae..." Kyuhyun berbicara pelan seraya memperhatikan setiap perubahan wajah dari Jira yang mulai terlihat menegang. "Mereka berada di rumah sakit dengan keadaan kritis."
"Hah?" Sahutan yang hampa, seakan wanita itu hanya asal bersuara tanpa memahami apa yang ia bicarakan.
"Raya~" Kyuhyun segera memeluk wanita itu dan di saat yang sama tangisan Jira pecah. Tubuhnya bergetar hebat dan tangan wanita itu meremas pakaian yang dikenakan Kyuhyun.
"Aku tahu ini akan terjadi.... Aku... Aku tahu mereka tidak akan aman berada di sini." Isakan Jira semakin kencang. "Aku pikir mereka akan sedikit lebih aman tanpa bertemu denganku tapi..." Jira tersedak karena berbicara sambil menangis. "Ini salahku Oppa... Ini salahku!"
"Tidak... Tidak." Kyuhyun meraih bahu Jira dan menatap wanita itu "ini bukan salahmu, Raya. Dan kita tidak punya waktu untuk mencari siapa yang salah dalam hal ini. Kita harus segera ke rumah sakit."
Jira mengangguk cepat, ia segera bangkit walau sedikit oleng dan hampir terjatuh karena merasa lemas. Dengan sembarangan wanita itu mengganti pakaian tidurnya dengan apa saja yang bisa ia raih di dalam lemari pakaiannya.
Tidak butuh waktu lama baginya untuk dapat dikatakan layak keluar dari kamarnya, walau sama sekali tidak rapih dan terlihat kusut.
Kyuhyun dan Jira segera meninggalkan kediaman keluarga Constantine menggunakan mobil Jira. Sepanjang jalan Kyuhyun hanya fokus untuk menyetir dan membiarkan Jira tenang.