THE BAD GIRL
PART 22
Jira mengunyah permen karetnya dengan gemas. Matanya nyalang menatap sosok pria tampan yang berada di ujung meja tepat berhadapan dengannya.
"Hey!" tegur Jira tak sopan. Pria itu mengalihkan pandanganya dan menatap Jira dengan malas. "berhenti menatap milikku."
"Pft." Ia tertawa karena terlalu terkejut dengan kadar ketidak sopanan Jira yang meningkat pesat dari terakhir kali mereka bertemu "siapa yang kau sebut milikmu?"
"Alexander Constantine." Desis Jira sengit. Sedikit meludah sekaligus membuang permen karetnya sesaat setelah menyebutkan nama pria itu. "apa kau belum selesai mempelajari sejarah dan garis keturunan keluarga Constantine? Leyna dan Liam adalah milikku sebelum kau mengambil Leyna dengan cara illegal. Tidak tahu kah kau bagaimana miripnya dirimu dengan binatang saat melakukan hal itu?"
Alexander mengerjap pelan. Alih-alih marah pria itu justru menyandarkan punggungnya pada kursi dengan santai sebelum melemparkan bom ke arah Jira.
"Aku telah menamatkan membaca dan mempelajari semua keturunan keluarga Constantine. Lantas mengapa? Bukankah aku tidak perlu mempelajari tentang dirimu? Kau bukan keturunan Constantine." Alexander menyeringai melihat mata hitam Jira menggelap "kau tidak lupa itu bukan?"
"Kau benar-benar idiot rupanya. Oh! Atau mungkin kau tidak bisa membaca hingga tak melihat namaku?"
"Memangnya sepenting apa dirimu? Melihat namamu saja aku tak sudi." Dan ucapan Alexander itu benar-benar menyulut sisi iblis dalam diri Jira.
"Apakah kau sudah selesai berbicara, Xander?" Alexander mengangkat dagunya. Tahu jelas bahwa Jira selalu memanggilnya seperti itu saat ia benar-benar marah "cepatlah ke sini dan akan ku robek mulutmu itu dengan tanganku sendiri."
"Apa kau tahu bahwa dirimu tidak sekuat itu, Queen? Kau lupa bagaimana aku bisa mengambil Leyna dari dirimu?" Ucap Alexander seraya melirik Leyna yang berada di ujung ruangan.
Gadis itu terlihat biasa saja mendengar pertengkarannya dan Jira. Sepertinya semua orang yang ada di sini pun sudah sangat terbiasa mendengar ucapan-ucapan kasar mereka berdua.
"Kau sebegitu impotenya hingga tak bisa menemukan wanita lain? Aku sangat berduka saat Leyna harus dengan terpaksa melayanimu yang..." ucapan Jira terhenti saat Alexander sudah berdiri dari kursinya. "apa?"
Gigi gemeretak terdengar sangat jelas dari mulut pria itu. Demi apapun ia dapat melayani Jira dalam segala perdebatan dan makian, tapi dirinya sama sekali tak dapat menerima fitnah tentang seksualitasnya yang dikarang oleh wanita itu.
"Akan ku potong lehermu, wanita jalang!"
"Drama apa lagi yang sedang kalian buat?" suara Gavriel yang dingin itu membuat Alexander berdehem dan kembali duduk. "bisakah kita makan malam dengan tenang?"
"Xander yang mencari gara-gara. Dia melihat Leyna seakan ingin menidurinya di atas meja makan saat ini juga." Desis Jira dengan mata menyipit
"Kau!!!" teriak Alexander dan bersiap untuk memaki lagi
"Queen." Sela Gavriel lebih dulu. "hentikan pertengkaran konyol ini. Dan Alex, harus berapa kali ku peringatkan untuk tidak mengusik Leyna?"
Jira tertawa mengejek. Tidak keras, namun cukup untuk sampai ke telinga Alexander.
"Bisakah kita memulai makan malam ini?" Tanya Gavier dengan suara lelah
"Tentu saja, Dad." Jira menatap nyalang Alexander saat mereka menjawab Gavriel dengan begitu kompaknya. Membuat para pelayan dan penjaga di sana tersenyum diam-diam.