Ini harus pake Bismillah dulu bacanya.
Soalnya END.
Happy Reading and sorry for typo~♡
*****
"Na,"
Jevano sedikit mempercepat langkahnya, berjalan menjadi beriringan dengan Nala yang sama sekali tak menyahuti panggilannya.
"Langit tadi cuman becanda." terang Jevano. Tak ingin ada kesalahpahaman antara adik dan kakak itu.
Nala hanya berdehem enggan menanggapi. Terus berjalan menuju rooftop Sekolah.
"Katanya niatnya gak gitu. Tapi lo keburu marah."
Nala membuka pintu rooftop lantas berjalan menuju bangku yang ada di sana yang langsung menghadap ke arah lapangan sekolah.
"Gak marah. Siapa yang marah?"
Nala bertanya ketus. Tanpa menatap Jevano dan hanya menatap lurus pemandangan di bawahnya dengan beberapa siswa tengah bermain basket.
"Jelas banget padahal." gumam Jevano, ikut duduk di samping Nala dan melakukan hal yang sama sepertinya.
"Gue cuman kesel. Denger penjelasan dia yang— lo tau sendiri, kan Jev. Gue susah payah sampe begadang tiap malem kadang gue gak tidur cuman gara-gara gue pengen masuk sekolah ini lewat jalur beasiswa, lo sendiri tau, selepas tangan apa Papa dulu sama gue? Dan dia dengan entengnya jawab kayak gitu?" seloroh Nala masih tak habis pikir.
Jevano menghela, "lo bahkan gak denger penjelasan dia yang sebenernya, Na. Lo maen cabut gitu aja sebelum Langit jelasin yang semuanya."
"Apa?"
"Lo harusnya ngerti, kenapa Langit sampe ngotot pengen pindah sekolah di sekolah yang sama kayak lo. Lo percaya alasan konyolnya?" pertanyaan Jevano seolah menikam Nala.
Benar, kenapa ia begitu sensitif dan mengambil kesimpulan begitu saja?
Termenung sebentar hingga suara Jevano kembali terdengar. "Dia gak bisa ngawasin lo kalau kalian beda sekolah. Dia mau ngawasin lo dari deket. Lo harusnya tau kalau Langit mulai curiga sama lo." tutur Jevano kemudian.
Nala langsung termenung. Benarkah?
"Percaya atau nggak, Langit udah mulai curiga, Nayaka." terang Jevano lagi.
Nala menghela. "Terus gue harus apa?"
"Minta maaf lah, kali ini gue gak akan membenarkan sikap lo barusan sama Langit. Gimanapun dia ngejengkelinnya, tetep aja kasian liat muka memble dia tadi pas di kantin." seloroh Jevano sebal. Menyilangkan kedua tangannya di depan dada dengan menumpangkan kakinya.
"Tapi gue bener-bener kesel, Jev. Sumpah. Ngeyel banget anaknya." dengus Nala.
"Ngeyel-ngeyel juga didikan lo." cibiran Jevano berhasil mendapat hadiah geplakan keras di pahanya.
"Ngomong lagi gue sumpel mulut lo pake sempak Haidar!" ancam Nala sebal.
Jevano mengernyit tak suka. "Tantrum bener lo hari ini. Semua orang kena," Cibir Jevano kesal juga.
"Kaliannya aja yang pada ngejengkelin."
****
"Yumna," Davian tak pergi bekerja, ayah dua anak itu justru kembali pulang ke rumah. Menemui Yumna yang tengah memoles wajahnya di depan meja rias.
"Mas? Gak berangkat kerja?"
Davian tak menyahut tanya heran sang istri, justru kian melangkah mendekat lantas memeluk leher Yumna dari belakang dengan sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]NAYAKA [Jaemin.ver]
Teen FictionHanya sedikit kisah dari bukan si tokoh utama yang mungkin akan berakhir bahagia pada kebanyakan cerita Novel. Ini hanya kisah dari seorang Nayaka Nala Danantya. Si remaja tanggung dengan sejuta harap yang hanya akan mengudara di tiap Sholat malamny...