"Kenapa?! Kenapa cuman Langit yang Mama cariin?! Kan yang pergi dari rumah abang! bukan Langit?! Harusnya Mama cari lo, bukan gue!"
***
Mari kita menarik paksa kembali waktu pada tujuh belas tahun silam dimana sepasang kekasih bahkan saling memberi kasih yang luar biasa. Membagi bahagia yang tak terkira, hingga hanya ada tawa dan senyum bahagia saja diantara mereka.
Evan Bhanuprakash mencintai Yumna Hanindhiya. Mari kita beri judul besarnya seperti itu saja. Dimana dua sejoli yang memadu kasih, hingga membuahkan benih di rahim gadis cantik itu.
"Mas aku-" Yumna hendak memberitahukannya pada Evan, jika ada sosok mungil didalam rahimnya. Meminta pertanggung jawaban pemuda itu.
"Yumna, kita udahan aja, ya?" Potong Evan pelan. Menatap bersalah wanita cantik di hadapannya yang menatapnya kecewa.
"Kenapa?" suara gadis itu bergetar. Menatap penuh luka laki-laki yang teramat dicintainya.
"Ayah sakit, dan aku harus bawa dia ke luar negeri buat pengobatan dan rencana kita gak akan balik lagi ke Indo. Maafin aku." air mata wanita itu meluruh begitu saja. Menatap penuh benci pada sosok tampan di depannya.
"Aku hamil, mas!!" Evan menahan nafas untuk sesaat, menatap tak percaya wanita di depannya yang bahkan sudah menangis terisak.
"Aku hamil anak kamu, aku-"
"Gugurin." Yumna mendongak terkejut. "Mas-"
"Gugurin, Yumna." ucap Evan penuh penekanan.
"Dia anak kamu juga, Mas." lirih gadis itu. Evan menggeleng. "Mas gak bisa. Mas-"
Plak!!
Satu tamparan berhasil mendarat di pipi pemuda itu, menimbulkan ruam merah yang begitu kontras dengan warna kulitnya.
Evan menatap bersalah wanita itu. "Aku benci kamu! Aku-" tubuh wanita itu ambruk terduduk di lantai. Menangis sejadinya di hadapan pemuda itu.
"Aku harus pergi, aku- Maaf." Evan beranjak, lantas berbalik meninggalkan gadis itu sendirian dengan sejuta luka di hatinya.
***
Nala terbangun dengan nafas terengah, dipaksa membuka matanya lebar saat mimpi buruk itu kembali menghantuinya.
Tubuhnya ia sandarkan pada kepala ranjang, menoleh ke sebelah kiri dimana Langit terlelap di sampingnya.
Mendesah pelan menetralkan degup jantungnya yang berpacu cepat, pemuda itu meraih segelas air putih yang sudah ia siapkan disamping tempat tidurnya, kemudian meneguknya hingga hanya tersisa setengahnya saja.
Netranya bergulir melihat jam yang tergantung di atas pintu yang menunjukan pukul dua dini hari. Masih terlalu larut.
Nala kembali merebahkan tubuhnya, tertidur menyamping menghadap adiknya yang bahkan begitu lelap dengan tidurnya. Lantas menipiskan bibirnya, seraya menyampirkan sedikit anak rambut yang hampir menutupi dahinya.
Mereka saudara, kan? Walau berbeda ayah, tapi Nala begitu menyayangi Langit, begitupun sebaliknya. Saling menguatkan dan juga saling memberi semangat satu sama lain.
Jarak usia mereka memang tidak terlalu jauh, Langit yang sekarang duduk di kelas sepuluh, dan dirinya yang kini duduk di kelas sebelas. Hanya selang dua tahun saja, dengan Langit yang ingin sekolah lebih awal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]NAYAKA [Jaemin.ver]
Fiksi RemajaHanya sedikit kisah dari bukan si tokoh utama yang mungkin akan berakhir bahagia pada kebanyakan cerita Novel. Ini hanya kisah dari seorang Nayaka Nala Danantya. Si remaja tanggung dengan sejuta harap yang hanya akan mengudara di tiap Sholat malamny...