Prihal hidup Nala. Nala mungkin berfikir jika hidupnya hanya akan di penuhi dengan segala macam jenis kebencian. Baik dari Bunda maupun— Papa.
Papa, ya?
Nala bahkan baru dekat dengan Papa akhir-akhir ini saja, saat Papa mungkin tau tentang sakit yang di deritanya. Kala itu, Papa bahkan menatap Nala dengan tatapan — kasihan, mungkin?
Tatapan yang bahkan Nala sendiri tak tau dan sedikit bingung dengan perubahan-perubahan Papa yang drastis. Perubahan Papa yang tiba-tiba saja baik, perubahan Papa yang tiba-tiba menjadi begitu hangat padanya.
Nala bahkan sempat berfikir, ada apa dengan Papa? Papa yang awalnya begitu acuh, tiba-tiba saja begitu peduli padanya.
Kasihan, kah?
Atau takut jika suatu hari Nala akan menuntutnya atas berpulangnya ia pada Sang Pencipta?
Atau— apa?
"Kornea mata Langit mengalami kerusakan akibat serpihan kaca yang melukai bagian paling sensitifnya. Maaf, tapi— dengan berat hati saya harus menyampaikannya."
"Keadaan Nala sama sekali gak menunjukan perubahan yang signifikan. Beberapa jenis obat-obatan yang di berikan bahkan di tolak oleh tubuhnya."
"Pendonoran kornea mata, salah satu alternatif yang paling ampuh yang bisa mengembalikan kembali penglihatan Langit."
"Sebenernya kalau tubuh Nala sedikit bereaksi akan obat yang di suntikan ke tubuhnya, besar kemungkinan keadaan Nala akan berangsur membaik. Tapi kembali pada semangat hidupnya, Nala seolah gak ada."
"ALS belum ada obatnya, selama kasus ini ada, pihak medis hanya bisa memberikan pertolongan prihal penghambatan agar penyakitnya sedikit lebih lama menyerang saraf tubuh yang lain. Hanya sebagai penghambat."
"Tapi kita akan coba liat kedepannya dan akan kembali melakukan pemeriksaan ulang untuk Langit."
"Dan leukimia Nala berkembang sedikit pesat. Saling berlomba dengan ALS yang di deritanya. Nala mengalami komplikasi."
Jarum jam yang tergantung apik di dinding rumah sakit berdetak beraturan. Menunjukan pukul dua dini hari saat Renata baru saja menyelesaikan rakaat terakhir sholat malamnya.
Di atas sejadahnya, Renata menengadahkan kedua tangannya, kepala Renata sedikit mendongak memohon do'a, melangitkan do'a-do'a yang setidaknya satu diantara mereka mampu menembus langit. Mampu di dengar Tuhan dan lebih cepat di ijabah Sang Pencipta. Bertarung dengan do'a-do'a buruk yang sempat melangit lewat Do'a seseorang yang mengaku sebagai seorang ibu dalam hidupnya.
Sepenggal Do'a yang berharap lebih cepat menembus Langit dan di dengar Sang Maha Pengasih.
Semoga Nala terus di beri umur yang panjang disertai limpahan bahagia di hidupnya. Semoga— langit mampu mendengar do'a-do'a lirihnya dan membiarkan do'a itu menembus Langit lebih mudah. Semoga, Ya Allah. Amin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]NAYAKA [Jaemin.ver]
Fiksi RemajaHanya sedikit kisah dari bukan si tokoh utama yang mungkin akan berakhir bahagia pada kebanyakan cerita Novel. Ini hanya kisah dari seorang Nayaka Nala Danantya. Si remaja tanggung dengan sejuta harap yang hanya akan mengudara di tiap Sholat malamny...