05

6.4K 192 0
                                    

Bagas langsung masuk ke dalam dan memegang erat tangan Tias.

"Please, dengarkan aku, aku dijebak sayang, aku-"

"Kau berbohong, kau bilang sudah sampai rumah, tapi apa kenyataanya, kau bersama perempuan lain"

"Ma-maafkan aku, aku memang berbohong tentang itu, tapi itu karena aku akan pergi ke rumah pamanku dulu, setelah itu aku-"

"Stop! Aku tidak mau mendengar lagi, bagiku sudah jelas semuanya, aku ingin kita putus  tidak ada hubungan lagi dianyara kita"

Bagas menggeleng "Tidak! Aku tidak mau"

Bagas memeluk paksa Tias, melihat itu Hiro tidak tinggal diam, ia memaksa melepas pelukkan Bagas.

Setelah terlepas, Tias langsung berlari menuju kamarnya.

"Tias! Tias!" Teriak Bagas.

"Pergi kau dari sini! Jangan pernah perlihatkan wajah busukmu di hadapan Tias"

BRAK

Hiro menutup pintu keras.

Hiro tertawa "Hah pertunjukkan yang sangat bagus"

****

Di dalam kamar Tias lagi-lagi menangis, hatinya sangat sakit ketika melihat Bagas, padahal hubungannya baru saja dimulai, tetapi Bagas sudah menghianatinya.

Tias menoleh ketika melihat Hiro diambang pintu, Hiro menghampiri Tias, lalu ia menarik Tias ke dalam pelukkannya. Tangis Tias semakin kencang, ia memeluk Hiro sangat erat.

"Ssttt kau jangan menangisi lelaki seperti dia, mulai sekarang kau tidak perlu mencari kekasih atau semacamnya, kau punya aku Tias, kau milikku" ucap Hiro sambil mengusap rambut Tias, sesekali mencium puncak kepalanya.

Meskipun terdengar aneh di telinga Tias, tapi memang benar, Tias hanya mempunyai Hiro, sepupunya itu selalu ada disisi Tias, ia sangat bersyukur.

Setelah tangis Tias sudah mereda, Hiro melepas pelukannya dan menangkup wajah Tias, ia menghapus sisa air mata Tias.

"Sudah ya jangan menangis lagi, kau pasti lapar kan, aku akan memasakkan mu spageti kesukaanmu" ucap Hiro menghibur Tias.

Tias mengangguk, ia tidak akan mungkin menolak makanan kesukaannya, apalagi jika Hiro yang memasak, itu akan menjadi spageti yang lezat.

"Ayo, kau harus menemaniku memasak" ajak Hiro sambil menggandeng tangan Tias untuk keluar dari kamar.

****

Tias mengejapkan matanya, karena terganggu dengan sinar matahari yang menyorot wajahnya.

"Jam berapa sekarang?" gumam Tias dengan suara seraknya.

Ia mengerutkan keningnya ketika merasakan sebuah tangan yang ada di perutnya. Ia pun menoleh dan mendapati Hiro yang tertidur.

"Ck dia tidur disini lagi" gumam Tias kesal.

Tias merasa aneh pada sepupunya ini, bukannya apa-apa, hanya saja ini terlalu berlebihan meskipun mereka sepupu, Hiro tidak sepantas tidur bersama dengan Tias, apalagi mereka berbeda jenis kelamin dan sudah dewasa, takut hal yang tidak seharusnya terjadi.

Tapi untuk kali ini Tias mewajarkan, karena mungkin Hiro ingin menemaninya, karena semalam Tias menangis lagi.

Tias pun melanjutkan tidurnya, karena matanya berat dan lelah karena banyak menangis.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang