08

5.7K 208 0
                                    

Pagi menjelang, Tias yang lebih dulu terbangun, ia menoleh melihat Hiro yang masih tertidur lelap. Kejadian semalam, diingatnya kembali, membuat Tias ingin segera turun menjauh dari Hiro.

Perlahan Tias mengangkat tangan Hiro dari perutnya dan berhasil. Ia segera keluar dari kamar dan berlari menuju lantai bawah.

Hiro yang pura-pura tidur pun tersenyum geli melihat tingkah Tias, ia sangat menikmatinya. Hiro segera beranjak dan turun menuju lantai bawah.

Terlihat Tias sedang memanggang roti. Hiro menghampiri Tias dan memeluknya dari belakang, dapat Hiro rasakan ketegangan pada tubuh Tias, tapi ia tidak peduli, ia melanjutkan dengan menciumi belakang leher dan bahu Tias.

"Hi-hiro lepaskan" ucap Tias.

"Kenapa? Kau fokus saja memasak, aku yang menemanimu" gumam Hiro.

Tias hanya diam, ia tidak mau gegabah, dirumahnya hanya ada dia dan Hiro, Tias takut jika Hiro akan nekat. Tias terus melanjutkan panggangannya dengan jantung yang berdetak kencang.

"Kau sangat wangi sayang" bisik Hiro.

"Shit! Apa yang terjadi padamu Hiro?!" Tias menjerit dalam hati.

Hiro sangat senang, inilah momen yang ditunggu-tunggu olehnya, apalagi tidak ada perlawanan atau pun berontak dari Tias.

Selesai memanggang, Tias membawa  
rotinya ke meja pantry, ia mengolesi dengan selai.

"Ck lepaskan Hiro, ini sudah jadi, sana makan!" ucap Tias sambil menghentakkan tangan Hiro, lama-lama ia jengkel juga.

Hiro mengerucutkan bibirnya, ia pun duduk di samping Tias. Hiro menarik bangku Tias agar lebih dekat dengannya.

"Hiro!" sentak Tias terkejut.

Hiro hanya menyengir "Suapi aku"

"Tidak mau, makan sendiri" ucap Tias kesal.

"Ohh ayolah" rengek Hiro.

"Ck, apa sesuatu terjadi padamu? Kau sangat aneh" tanya Tias akhirnya.

"Benarkah? Menurutmu kenapa?" tanya Hiro sambil memainkan rambut panjang Tias.

"Mengapa kau balik bertanya? Aku takut Hiro! Tidak biasanya kau seperti ini" jawab Tias.

Hiro menghela napas pelan, ia membawa tangan Tias untuk digenggam, ia menatap Tias dengan dalam.

"Sesulit itu membuatmu peka Tias" ucap Hiro membuat Tias kebingungan setengah mati, saat ini otaknya memikirkan yang tidak-tidak.

"Aku sangat mencintaimu Tias" ucap Hiro akhirnya.

Yang ditakutkan Tias akhirnya terjadi, Tias sangat terkejut dengan penuturan Hiro.

"Ta-tapi kenapa?" cicit Tias.

"Tidak ada alasan, yang jelas aku ingin memilikimu, kau hanya milikku Tias" ucap Hiro penuh penekanan.

Tias menggeleng "Kita saudara Hiro, kau tidak boleh memiliki perasaan kepadaku"

Hiro tersenyum miring, ia membelai pipi Tias.

"Sepupu bisa menikah sayang" bisik Hiro.

Tias menggeleng, Hiro sudah gila, Tias sangat takut, ia ingin kabur dari Hiro. Tias langsung menarik tangannya dan berlari menuju kamarnya.

"TIAS!" panggil Hiro.

BRAK

Tias membanting pintu kamar dan menguncinya. Ia menangis ketakutan, segera Tias membawa ponselnya dan menghubungi orangtuanya.

"Shit!" umpat Tias.

"TIAS BUKA PINTUNYA!" teriak Hiro.

"Hiro kau bisa pulang, aku baik-baik saja sendiri disini" ucap Tias dibalik pintu.

"Tidak mungkin sayang, aku tidak akan bisa tidur jika tidak bersamamu, aku ingin memelukmu, menciummu, atau bahkan-"

"KAU GILA HIRO! PERGI DARI RUMAHKU!"

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang