Kini di depannya sudah ada kotak paket yang diantar tadi, ia sedikit curiga karena baru kali ini ada yang memberikan hadiah tanpa tau siapa pengirimnya.
Maka dari itu untuk berjaga jaga ia akan merekamnya. Tias mulai meletakkan ponselnya agar bisa merekam dengan jelas.
Dimulai dari pita, lalu penutup kotak Tias buka. Setelah dibuka, Tias mengerutkan keningnya.
"Surat?" gumamnya.
Ia pun mengambil dan membaca surat tersebut.
"Hai cantik, aku tidak mempunyai nomor ponselmu jadi aku mengirim surat dan hadiah ini. Aku mengundangmu untuk makan malam bersamaku dan ibuku, aku harap kau datang dan memakai gaun yang ku berikan, ini ucapan terima kasihku. Akan ku tunggu besok jam 07:00.
Salam dari pria tampan, Bryan""Astaga ternyata kau Bryan" ucap Tias.
Tias membawa gaun yang ada di dalam kotak tersebut.
"Indah sekali" gumamnya.
Gaun selutut dari bahan satin berwarna merah muda dengan model sabrina, dihiasi pita di pinggang, menambah kesan cantik dan lucu.
Tias menghela napas panjang, ia tidak mungkin datang, karena ia sudah mempunyai tunangan, tapi ia juga merasa tidak enak pada ibunya Tina yang mengharapkan ia datang.
"Bagaimana ini? Apa aku beritahu saja Hiro? Tapi dia pasti akan marah" ucap Tias kebingungan.
"Hah sudahlah, lihat saja nanti"
Tias pun membereskan gaun tersebut dan meletakkannya ke dalam lemari.
Cklek
Tias sedikit terkejut ketika melihat Hiro masuk ke dalam kamar, untung saja ia sudah memasukkan kotak dan gaunnya ke dalam lemari.
"Sayang, kau sedang apa?" tanya Hiro sambil memeluk Tias dari samping.
"Tidak ada, aku hanya membereskan baju yang baru disetrika" jawab Tias.
Hiro mengangguk, ia kemudian menarik Tias menuju ranjang dan membaringkan tubuhnya.
"Sini, aku ingin tidur bersamamu" ucap Hiro sambil merentangkan tangannya.
Tias tersenyum dan langsung memeluk Hiro. Hiro mencium kening Tias lama dan memejamkan matanya.
Ia merasa sangat lengkap, gadis yang ia idam-idamkan selama ini sudah berada di genggamannya dan bahkan sudah mencintainya. Ia harus segera mengikat Tias, Hiro takut jika akan ada orang yang merebutnya, apalagi tadi siang ada hadiah yang dikirim untuk Tias.
Itu tidak akan terjadi, Tias miliknya, hanya miliknya.
****
Sudah dua hari berlalu setelah Tias menerima hadiah dari Bryan. Ia memutuskan untuk tidak datang, ia tak mau menimbulkan masalah, takut jika Hiro akan salah paham.
Kini Tias sedang berada di ruang kerja Hiro, di perusahaan Tio. Hiro meminta Tias untuk menemaninya. Terlihat Hiro sedang fokus pada pekerjaannya, sedangkan Tias duduk dengan tenang di sofa sambil memainkan ponselnya.
"Hah akhirnya selesai juga" ucap Hiro.
Ia meregangkan otot tangannya. Hiro menatap Tias yang sedang fokus pada ponselnya. Ia pun beranjak untuk menghampiri Tias.
"Hiro!" ucap Tias terkejut.
Hiro baru saja merebut paksa ponsel Tias.
"Aku cemburu, kau lebih memilih menatap ponselmu dari pada menatapku" ucap Hiro, ia lalu membaringkan tubuhnya dengan kepala di atas paha Tias sebagai bantalannya.
Tias terkekeh "Maafkan aku, aku sedang melihat gaun" ucap Tias sambil mengelus surai hitam Hiro.
"Gaun? Kau akan membeli gaun?" tanya Hiro.
"Iya"
"Untuk apa?"
"Yah untuk berjaga-jaga jika nanti akan ada acara" jawab Tias.
"Baiklah, pesan yang banyak, aku yang akan bayar" ucap Hiro.
"Wah kau keren sekali" ucap Tias dibalas senyuman sombong dari Hiro.
Tias terkekeh "Thank you Babe"
Cup
Tias mengecup singkat bibir Hiro, membuat Hiro tersentak, tapi langsung tersenyum senang dan yang pasti akan melunjak.
"Lagi"
Tias memutar bola matanya malas "Sudah kuduga" ucapnya dalam hati.
Tias pun menciumnya lagi, tapi kali ini tengkuknya ditahan oleh Hiro supaya ciumannya bertahan lama.
Ciuman mereka berlanjut sampai Tias kehabisan napasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love
RomanceMengisahkan tentang sepupu Tias yang semakin hari semakin aneh. Hiro namanya, ia akan mencari alasan agar bisa terus dekat dengan Tias, hampir setiap hari Hiro menginap dirumah Tias. Ini terjadi setelah Tias baru saja memulai hubungan dengan pacar b...