23

2.8K 70 0
                                    

Tias menggeliat, meregangkan tubuhnya, perlahan ia membuka matanya. Baru saja membuka mata, ia sudah disuguhi perut roti sobek milik Hiro.

"Sudah bangun?" tanya Hiro.

Ia menghampiri Tias dan mengecup pipinya.

"Jam berapa sekarang? Kau tidak ke kantor?" tanya Tias sambil mendudukan dirinya.

Hiro mendudukan di samping Tias "Tidak, hari ini aku ingin libur dan menghabiskan waktu bersamamu" jawab Hiro sambil membenarkan rambut Tias.

Mendengar itu, Tias berdeham, pipinya mulai memanas. Akhir-akhir ini, Tias sangat mudah salah tingkah, entah itu pipinya yang memerah, atau bahkan jantungnya yang berdebar kencang. Entahlah, mungkin ia sudah mulai luluh pada Hiro.

"Hei kenapa melamun?" tanya Hiro lembut.

Tias tersenyum, ia menatap lembut pada Hiro. Hiro yang ditatap seperti itu, menjadi gugup sekaligus senang.

"Kenapa?" tanya Hiro.

Tias mengelus rahang Hiro "Sepertinya aku jatuh cinta padamu Hiro" jawab Tias.

Bagai diserang semburan api, seketika wajah Hiro memanas, jantung berdetak kencang dan perut yang geli seperti banyak kupu-kupu didalamnya.

"A-apa?" gumam Hiro.

Melihat itu, Tias tertawa kecil, saat ini Hiro sangat menggemaskan.

BRUK

Hiro menerjang tubuh Tias sampai jatuh terbaring di kasur.

"Terima kasih" gumam Hiro.

Tias tersenyum haru, Hiro sampai berterima kasih padanya hanya karena kalimat yang ia lontarkan tadi.

"Aku sangat mencintaimu Tias"

Tias membalas pelukkan Hiro dan membelai rambutnya.

Hiro menatap Tias "Apa aku perlu mempercepat pernikahan kita?" tanya Hiro membuat Tias tertawa terbahak.

****

Tias menghela napas lelah, sedari tadi Hiro terus mengikutinya kemanapun Tias pergi, ke dapur, kamar, memasak, kecuali toilet tentunya, Hiro terus menempel pada Tias.

Hiro terlalu senang dan bahagia mengetahui Tias mencintainya, jadi ia tidak mau jauh-jauh dari Tias.

Kini Tias di paksa duduk di pangkuannya dan Hiro memeluknya dari belakang, mereka sedang menonton film.

"Hiro kau tidak pulang? Ayahmu pasti mencarimu" ucap Tias.

"Tidak mau, lagi pula ayah sedang menikmati jasa pijatnya" jawab Hiro sambil memainkan rambut Tias.

Hiro bergerak agar Tias duduk menyamping.

"Ada apa?" tanya Tias.

Hiro tersenyum dan mengecup pipi Tias.

"Aku hanya ingin berterima kasih, kau sudah mau membuka hati untukku dan terima kasih telah membalas perasaanku" ucap Hiro lembut.

Tias tersenyum dan langsung memeluk Hiro, ia mengangguk.

"Kau yang berhasil membuatku jatuh cinta padamu Hiro" ucap Tias sambil terkekeh.

"Yah aku memang ahlinya" balas Hiro percaya diri.

Keduanya melepas pelukkan, mereka saling menatap dan perlahan mereka mendekatkan wajahnya dan...

Ting Tong

Suara bel berbunyi.

"Shit!" umpat Hiro.

Tias menghela napas panjang, ia sedikit malu saat ini.

"Aku akan memeriksa siapa yang mengganggu kita" ucap Tias.

Ia pun beranjak dan berjalan menuju pintu utama.

"Halo selamat pagi" sapa pria itu.

"Ya ada apa?" tanya Tias.

"Apa benar ini rumah dari Nona Tias?" tanya kurir tersebut yang diangguki oleh Tias.

"Baik, ini ada kiriman paket untuk Nona, silahkan tanda tangan disini" ucap kurir tersebut.

Tias langsung menanda tanganinya dan menerima paketnya.

"Tapi ini dari siapa? Tidak ada nama yang tertera disisni" ucap Tias.

"Maaf Nona, saya hanya mengantarkan sesuai tugas, jadi saya pun tidak mengetahui siapa pengirim tersebut" ucap kurir tersebut.

"Baiklah, terima kasih"

Kurir itu pun meninggalkan rumah Tias.

"Siapa?" tanya Hiro.

"Tadi ada kurir yang mengantarkan paket untukku, tapi akau tidak tau siapa pengirimnya" jawab Tias.

Hiro menatap datar paket yang berada di tangan Tias. Terlihat paket itu sangat rapi dan indah, dengan dihiasi pita emas, pasti seorang laki-laki yang mengirimnya.

"Mungkin aku punya penggemar rahasia" ucap Tias.

Hiro cemberut dan langsung merebut kotak itu.

"EH HIRO!"

"Aku akan hancurkan ini, aku bisa memberimu lebih dari pada ini" ucap Hiro kesal.

"Ck kembalikan, siapa tau ini penting, kau tenang saja, jika ini sesuatu yang berbahaya, aku pasti akan memberi tahumu" ucap Tias menenangkan.

Tias menggenggam tangan Hiro "Ayo kita kembali"

Hiro pun menurut dan kembali ke ruang TV.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang