27

1.7K 58 0
                                    

"Saya pulang dulu tante, terima kasih untuk sarapannya" pamit Tias.

"Kau buru-buru sekali, padahal saya ingin menghabiskan waktu denganmu, tapi tidak apa-apa, saya tunggu kabar baiknya ya" ucap Tina.

Tias tertawa canggung, ia mencium tangan Tina dan berpamitan. Tias langsung menarik tangan Bryan.

"Kau ini kenapa? Mengapa kau tidak menjawab apapun, aku jadi kebingungan Bryan" ucap Tias kesal.

"Aku juga sama denganmu, aku tidak bisa berbuat apa-apa" jawab Bryan santai.

Tias hanya berdecak kesal, ingin sekali ia mencakar wajah tampan Bryan. Melihat itu Bryan gemas sendiri, Tias begitu menggemaskan.

Bryan berhenti di depan Tias, ia memegang kedua bahu Tias.

"Dengar, kau jangan terlalu menganggap serius perkataan ibuku, cukup dengarkan saja, sekarang ibuku merasa senang dengan kehadiranmu, itu membantu ibuku membaik, jadi kau jangan khawatir, mengerti?" Jelas Bryan.

Tias pun mengangguk "Good girl, ayo kita pulang" ajak Bryan.

Tentu saja itu hanya alasan belaka, dalam hatinya, Bryan sangat senang ketika ibunya menjodohkannya, itu sangat membantu Bryan agar lebih dekat dengan Tuas.

****

"Wah wah wah apa kabar Hiro?" Ia berdiri dari duduknya untuk menyambut Hiro.

Hiro menghela napa panjang "Kenapa kau pulang? Apa ada sesuatu?" tanya Hiro.

"Ck, kau tidak suka jika aku pulang, tentu saja aku merindukan tanah kelahiranku dan juga Tiasku" jawab Dewa.

Hiro mengepalkan tangannya, meskipun Tias sudah menjadi kekasihnya tetapi mendengar perkataan seperti itu dari pria lain membuatnya marah.

"Kau jangan berani mendekati Tias, dia sudah menjadi milikku" tekan Hiro.

"Hemm? Kau dan Tias sepasang kekasih? Tidak mungkin" ucap Dewa.

Hiro tersenyum miring "Terserah, asal kau tau saja, ayahku dan orangtua Tias sudah menjodohkan kami"

"Sial!" umpat Dewa dalam hati.

"Yah selagi belum menikah, aku masih punya peluang bukan?" ucap Dewa tenang.

"Apa yang kau-"

"Yasudah, aku pamit dulu, aku kesini hanya ingin menemuimu, aku pergi dulu" ucap Dewa dan pergi begitu saja.

"Sialan!" umpat Hiro.

Disisi lain Dewa mengendarai mobilnya, ia akan menemui gadis kesayangannya.

"Tunggu aku Tias!!" teriak semangat Dewa.

Beberapa menit kemudian, Dewa sudah sampai di depan rumah Tias. Ia mengerutkan keningnya karena melihat Tias baru saja turun dari mobil bersama seorang pria.

"Siapa dia?" gumam Dewa.

Dewa masuk ke halaman depan rumah Tias setelah mobil sebelumnya keluar dari pagar.

Terlihat Tias yang kebingungan dengan kedatangan mobil asing. Dewa segera turun dan memperlihatkan dirinya pada Tias.

Ketika mereka bertatapan, Tias melotot terkejut.

"DEWA!!" Teriak Tias, ia langsung berlari dan melompat untuk memeluk Dewa.

Dengan sigap Dewa menangkap Tias.

"Dewa aku merindukanmu, mengapa kau baru pulang?" ucap Tias.

Ia menangis, betapa rindunya Tias pada teman masa kecilnya ini.

"Hei lihat aku" ucap Dewa lembut.

Tias menjauhkan wajahnya untuk menatap Dewa, tapi masih dalam pangkuan Dewa.

"Aku juga merindukanmu Tias" ucap Dewa sambil mengusap air mata Tias.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang