15

3.4K 122 0
                                    

Kini Tio, Hiro, Bayu dan Shofia sedang berada di restoran mewah, mereka berkumpul atas permintaan Tio.

"Jadi hal penting apa yang ingin kau katakan?" tanya Bayu setelah menghabiskan makanannya.

Tio mengangguk "Aku ingin kita menjodohkan Hiro dan Tias" ucap Tio, membuat mereka bertiga terkejut.

Berbeda dengan Hiro,meski terkejut, ini merupakan kabar menggembirakan bagi Hiro, ia tersenyum kala mendengarnya.

"Tapi kenapa?" tanya Shofia.

"Aku melihat Hiro sangat mencintai Tias" ucap Tio.

Shofia menatap Hiro "Apa benar Hiro?"

Hiro mengangguk "Iya tante, aku mencintai Tias"

"Bukankah kalian ingin Tias bersama orang yang kalian percayai?" Tanya Tio.

"Benar, aku ingin putriku bersama orang yang benar-benar bisa menjaga dan melindunginya" ucap Bayu.

"Sebenarnya aku sangat setuju jika Tias bersama Hiro, tapi keputusan tetap ditangan putriku, aku tidak bisa memaksanya" lanjut Bayu.

"Bagaimana denganmu Hiro? Apa kau setuju?" tanya Tio.

Hiro tersenyum lebar dan mengangguk "Tentu saja aku setuju Yah"

Shofia terkekeh "Benar, aku selalu tenang jika menitipkan Tias kepada Hiro, aku senang jika kau mau"

Tio tersenyum "Baiklah, jika kalian setuju, sekarang kita tinggal beritahu Tias" ucap Tio yang diangguki oleh Bayu dan Shofia.

Saat ini, hati Hiro sangat bahagia, ia sudah berniat akan meminta izin kepada orangtua Tias, tapi sudah didahului oleh ayahnya.

"Kau sudah menjadi milikku Tias" ucap Hito dalam hati.

****

BUGH

BUGH

BUGH

"Hiro berhenti!" teriak Tias.

Seakan tuli, Hiro terus membabi buta Rio yang sudah terkapar lemah di tanah.

"Tolong! Tolong!" teriak Tias lagi.

Untungnya ada 3 pemuda yang mendengar dan langsung menarik Hiro menjauh dari Rio.

"Lepas! Lepas!" teriak Hiro sambil memberontak.

Tias langsung menghampiri Rio, ia memangku kepala Rio.

"Rio! Rio! Kau mendengarku?!" ucap Tias sambil menepuk pelan pipi Rio.

Rio hanya mengangguk, ia bahkan masih bisa tersenyum membuat Tias semakin menangis.

"Jauhkan tanganmu dari pria itu Tias!" tekan Hiro.

"Ayo kita ke rumah sakit, kau bisa berdiri? Kita harus segera pergi dari sini" ucap Tias sambil berusaha membantu Rio berdiri.

Rio hanya menurut, ia sekuat tenaga untuk berjalan. Mereka berdua melangkah menuju mobil Rio.

"TIAS! JANGAN BERANI KAU PERGI! TIAS!" teriak Hiro.

Ketiga pemuda itu melepaskan Hiro ketika melihat Tias dan Rio sudah pergi dengan mobilnya. Hiro menatap tajam kepergian mereka berdua.

"Awas kau Rio" tekan Hiro.

Hiro berniat untuk memberitahu Tias tentang berita besar perjodohan antara dirinya dengan Tias. Kesenangan Hiro sirna ketika melihat Tias sedang berduaan dengan Rio.

Lagi, Hiro menyaksikan lelaki lain menyatakan perasaannya pada Tias.

Merasa Tias adalah miliknya, Hiro naik pitam dan langsung menghajar Rio habis-habisan.

Tias memapah Rio setelah sampai di rumah sakit, ia langsung di bantu oleh perawat disana. Rio dimasukkan keruangan dan dokter mulai membersihkan dan mengobati luka di wajahnya.

Wajah Rio dipenuhi lebam dan darah, bahkan dia tidak bisa membuka matanya. Tias sangat khawatir dengan keadaan Rio saat ini.

"Dia benar-benar sudah gila, bagaimana jika dia sampai membunuhnya" kesal Tias dalam hati.

Tias terus menatap Rio dengan cemas. Setelah dokter selesai, mereka pun keluar dan menyisakan Tias dan Rio.

Tias menghampiri Rio dan menggenggam tangannya.

"Rio maafkan aku" lirih Tias.

Rio mengeratkan genggamannya, ia menggelengkan kepalanya.

"Tidak, ini bukan salahmu" ucap Rio, reflek Tias memeluk Rio.

Tias menangis kembali, ia menangis seperti anak kecil. Rio terkekeh melihat tingkah Tias, sungguh menggemaskan. Ia mengelus punggung Tias dengan lembut.

Sepertinya penyataan cinta tadi tidak akan ada hasil. Meski Tias belum menjawab, tapi Rio sudah tau jika Tias tidak akan pernah bisa menjadi miliknya. Dari awal ia sudah tau jika Hiro mencintai Tias, dan tidak akan membiarkan pria manapun mendekati Tias.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang