13

3.8K 129 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul 07:00, Tio sudah terbangun, dia tersenyum ketika melihat Hiro dan Tias saling berpelukkan di sofa. Tias memutuskan untuk menginap di rumah sakit, menemani Tio dan Hiro.

Suster datang dan memberikan sarapan untuk Tio.

"Setelah makan, bapak akan diperiksa kembali oleh dokter, jika keadaan bapak sudah stabil, bapak sudah boleh pulang hari ini" jelas suster.

"Syukurlah kalo begitu, terimakasih suster" ucap Tio.

"Sama-sama pak, ini obatnya di minum setelah sarapan ya pak, kalo begitu saya pamit" ucap Suster lalu keluar dari kamar.

Tio pun melanjutkan dengan menghabiskan sarapannya.

Perlahan mata Hiro terbuka, ia mendapati Tio sedang sarapan. Dengan hati-hati Hiro beranjak, agar Tias tidak terbangun. Ia menghampiri Tio dan duduk di kursi.

"Katanya kalo ayah sudah stabil, hari ini bisa pulang" ucap Tio.

"Syukurlah, ayah jangan sakit lagi, ayah harus jaga kesehatan" ucap Hiro.

Tio terkekeh "Iya iya, ayah akan perhatikan lagi kesehatan ayah, mungkin ayah drop karena akhir-akhir ini ayah sangat sibuk" ucap Tio yang diangguki Hiro.

Beberapa menit mereka dilanda kesunyian, hingga Tio memecahkan keheningan.

"Dari kecil hingga kini kau dan Tias sangat dekat seperti perangko" ucap Tio sambil terkekeh kecil.

Hiro menatap Tias yang sedang tertidur.

"Ayah bersyukur rumah kita dekat dengan Shofia, kau jadi ada teman selagi ayah dan ibu sibuk" lanjut Tio.

"Iya, aku tidak bisa bayangkan jika Tias jauh dariku" ucap Hiro.

Tio mengelus puncak kepala Hiro "Kau sangat menyayangi dia nak?" tanya Tio.

Hiro menatap Tio "Lebih dari itu Yah"

Tio mengangguk, dia tau, bahkan sangat tau, jika anaknya memiliki perasaan pada sepupunya. Mungkin ia akan berbicara dengan Bayu mengenai hal ini, agar Hiro dan Tias dipersatukan, ia ingin anaknya bahagia.

****

"Ayah sudah di jemput oleh supir dan bodyguard, kau antarkan saja Tias" ucap Tio.

"Baiklah, aku akan mengantar ayah sampai mobil, Tias kau sudah selesai?" ucap Hiro.

"Iya" ucap Tias setelah keluar dari kamar mandi.

Hiro langsung menggandeng Tias dan keluar dari kamar.

Setelah sampai di depan mobil, Tio masuk dan pergi menuju rumahnya. Sementara Hiro dan Tias memasuki mobilnya dan pergi menuju rumah Tias.

Sesampainya di depan rumah, mereka masuk dan mendapati Raka yang sedang berdiri seolah menunggu kedatangan mereka.

"KAKAK!" teriak Tias.

Ia langsung berlari dan menghambur ke pelukkan Raka. Hiro memutar bola matanya malas.

"Ck kenapa dia kembali?" ucap Hiro dalam hati.

Meskipun Tias dan Raka adik dan kakak, tapi kedekatan mereka membuat Hiro cemburu, apalagi Raka selalu menghalangi Hiro jika ia ingin berdekatan dengan Tias.

"Aku sangat merindukanmu" gumam Tias sambil terus memeluk erat Raka.

"Kaka juga sangat merindukanmu" ucap Raka lalu mencium puncak kepala Tias beberapa kali.

"Hei Hiro! Kau tak merindukanku?" tanya Raka.

Hiro menghela napas, ia mendekati Raka dam memeluknya.

"Apa kabar ka?" tanya Hiro.

"Aku baik, keliatannya kau sangat menjaga adikku" ucap Raka.

"Tentu saja, kau bisa mempercayakannya padaku" ucap Hiro.

"Baguslah, Tias kaka punya hadiah untukmu"

"Wah benarkah?!" ucap Tias semangat.

Mereka berjalan menuju ruang tengah, disana masih ada beberapa koper Raka. Tias sangat kegirangan setelah menerima buah tangan dari Raka. Disana ada parfum, boneka, gaun, topi, dan cemilan khas amerika sana.

"Terima kasih kak!" ucap Tias lalu sambil emmeluk kembali Raka.

Raka tertawa melihat tingkah senang adiknya itu, sangat menggemaskan.

"Oh iya untuk mu dan Om Tio nanti aku antarkan ke rumahmu" ucap Raka.

Hiro mengangguk "Terima kasih kak"

"Nah sekaranh kau boleh pulang" ucap Raka.

"Sesuai dugaanku" ucap Hiro dalam hati.

Hiro yang duduk disamping Tias pun langsung memeluk Tias dari samping.

"Tidak, aku akan menginap disisni" gumam Hiro.

"Tidak, tidak! Pulang sana, lagi pula kau harus menjaga ayahmu" ucap Raka.

"Iya hiro, ayahmu sendiri di rumah" ucap Tias.

"Dia tidak sendiri, ada banyak penjaga disana" ucap Hiro sambil menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Tias.

"Hiro" panggil Tias tegas.

Hiro menatap Tias sendu "Yasudah, kau saja yang menginap di rumahku, ya?" ucap Hiro memohon.

"Ck tidak boleh" ucap Raka.

Ia bangkit dan melepaskan pelukkan Hiro, lalu membawanya menuju pintu utama.

"Hei pelan-pelan!" ucap Hiro setelah berada di teras.

"Nah sekarang kau pulang, aku ingin berduaan dengan adikku tanpa diganggu hama sepertimu" ucap Raka.

BRAK

Pintu tertutup, menyisakan Hiro yang kesal setengah mati.

"Raka sialan" umpat Hiro.

Ia pun menaiki mobilnya dan pulang ke rumah.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang