03

7K 257 1
                                    

Perlahan mata indah Tias terbuka, ia merasa terganggu karena sesak.

"Astaga!" Tias tersentak kaget melihat Hiro yang sedang memeluknya.

"Hei! Hiro bangun! Mengapa kau tidur disini?" tanya Tias sedikit jengkel.

"Enggg, memang tidak boleh?" tanya Hiro dengan suara seraknya.

Hiro kembali mengeratkan pelukkannya.

"Ihh lepaskan Hiro, tentu saja tidak boleh" ucap Tias sambil berusaha melepaskan pelukkan Hiro.

"Ck kau pelit sekali, jika Bagas yang tidur denganmu, kau pasti mau" ucap Hiro lalu melangkahkan kakinya keluar kamar.

"Apaan dia itu? Kenapa dia yang marah" gumam Tias.

Ia mengendikkan bahunya tidak peduli, Tias harus segera bersiap untuk ke kampus.

BRAK

Hiro membanting pintu kamarnya, ia merasa jengkel pada Tias, Tias mulai berubah, ia merasa Tias mulai menjaga jarak dengannya.

"Aarrgg sial!" umpat Hiro.

Ia segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Bagaimana?" tanya Hiro.

"Sudah saya lakukan, rencana Tuan sudah berhasil kami laksanakan malam tadi" jawab seseorang di seberang sana.

Hiro menyeringai "Kerja bagus, akan aku kirim imbalanmu"

Tut

Hiro menutup teleponnya, sebentar lagi akan ada kejutan besar terjadi. Ia segera bersiap untuk pulang ke rumahnya.

Beberapa menit kemudian, Hiro sudah siap dan turun kelantai bawah, disana terlihat Tias sedang mengoleskan selai pada roti.

"Hiro sarapan dulu" ucap Tias.

Hiro mengabaikan, ia tetap berjalan lurus menuju pintu utama.

"Hiro! Hei! Kau masih marah?!" teriak Tias.

Tapi tetap tidak ada jawaban dari Hiro.

"Huh anak itu" ucap Tias lalu melahap roti yang dibuatnya tadi.

****

Tias sedang menunggu jemputan dari Bagas, tapi sudah hampir jam 08:00, Bagas belum menjemputnya bahkan kabar pun tidak ada.

Tias terus menelepon Bagas, tapi tidak diangkatnya.

"Dia kemana? Apa kesiangan?" gumam Tias.

Akhirnya Tias berangkat sendiri dengan mobilnya.

Sesampainya di kampus, Tias tidak menemukan Bagas, bahkan di kelas pun tidak ada.

Seharian ia hanya sendiri, biasanya akan ada Hiro yang menemani, tapi hari ini dia sepertinya tidak masuk.

Anda
Hiro kau tidak masuk kelas?

Hiro
Tidak

Anda
Kau dimana sekarang?

Hiro
Rumah

Anda
Ck kau masih marah?

Hiro
Iya

"Iss menyebalkan sekali" gumam Tias

Tring

Ada pesan masuk, Tias kira itu Hiro, ternyata nomor tidak dikenal. Ia pun membukanya, dan betapa terkejutnya Tias melihat apa yang dikirim nomor tersebut.

Disana terkirim foto Bagas yang tersenyum sambil memangku wanita yang hampir telanjang dengan minuman keras ditangannya.

"Lihatlah pacar kesayanganmu ini, tadi malam kita bercinta sampai pagi, aku sangat puas, dia juga masih disini bersamaku"

Isi pesan yang dikirim wanita itu. Tias kenal wanita yang ada di foto ini, dia merupakan wanita yang selalu mengejar Bagas.

Tangan Tias bergetar, wajahnya pucat, hatinya sakit, menyangkal pun tidak ada gunanya, ini terlalu nyata, dapat Tias lihat Bagas memakai baju yang sama seperti saat mereka main kemarin.

Ia luruh dilantai koridor, air matanya jatuh, ia tidak pernah sesakit ini. Tias menangis sejadi-jadinya.

Sampai akhirnya ia melihat sepasang sepatu berhenti di depannya.

"Hiro" lirih Tias.

Hiro berjongkok dan menghapus air mata Tias. Tias langsung memeluk Hiro dengan erat menyalurkan rasa sakit hatinya, sambil menangis kencang.

"HIRO!! RASANYA SAKIT SEKALI!!" teriak Tias.

"Sttt tenanglah, ada aku disini" ucap Hiro lembut yang diakhiri senyuman kepuasan.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang