26

1.5K 40 0
                                    

"Halo Tias, wah terima kasih sudah mau menjenguk saya" ucap Tina.

Tias tersenyum canggung "Iya tante"

"Oh ya, pelayan masih sedang memasak, jadi sarapan belum selesai, bagaimana kalau kita minum teh dulu" ucap Tina yang langsung pergi ke dapur.

"Eh tapi tan-"

"Sudah, ikuti saja kemauan ibu" ucap Bryan.

Ingin sekali Tias mengumpat "Kau-"

"Kenapa? Kau harus bertanggung jawab karena waktu itu tidak datang" balas Bryan.

Tias semakin tidak bisa berbuat apa-apa setelah mendengar perkataan Bryan.

Kini mereka bertiga sudah berada di taman sambil menikmati teh yang sudah disiapkan Tina.

"Bagaimana Tias teh nya? Ini teh favorit saya" ucap Tina.

"Tehnya enak tante, sangat harum" jawab Tias.

Ia merasa hangat setelah minum teh itu.

Beberapa menit keheningan menyelimuti mereka. Hingga suara Tina memecahkan keheningan.

"Tias" ucap Tina.

"Iya?"

"Saya suka sekali denganmu, kamu satu-satunya wanita yang dibawa Bryan kehadapan saya"

Mendengar itu, Tias sudah tau akan mengarah kemana. Ia melihat ke arah Bryan dan lihat, pria itu dengan santai menyesap tehnya.

"Bagaimana jika kamu dan Bryan berhubungan, maksud saya, kamu dan Bryan saya jodohkan" ucap Tina.

Tepat sasaran. Tias menendang kaki Bryan, tanda jika Tias ingin Bryan yang menjawab, tapi melihat Bryan yang acuh dan malah terlihat senang, membuatnya tidak berharap lebih pada pria itu.

"Emm saya sangat minta maaf tante, saya dan Bryan hanya berteman, lagi pula saya sudah mempunyai kekasih" jawab Tias.

Tina mengangguk "Sudah bertunangan?"

Tias menggeleng "Belum"

Tina tersenyum, ia menggenggam tangan Tias.

"Nak, jika belum bertunangan apalagi menikah, kalian berdua masih ada peluang" ucap Tina.

Mendengar itu Tias langsung melongo, ibu dan anak sama saja.

"Ya sudah ayo kita sarapan" ajak Tina lalu beranjak masuk ke dalam rumah, diikuti Bryan.

Bryan berjalan dengan senyum sumringah diwajahnya. Sedangkan Tias masih diam dan mencerna perkataan Tina barusan.

****

Ting Tong

Ting Tong

Ceklek

"Eh pagi Hiro!"

"Pagi tante, apa Tias sudah bangun? Aku telpon tetapi tidak diangkat"

"Oh tadi Tias pergi jogging, dia belum pulang" jawab Shofia.

"Begitu ya, yasudah aku langsung berangkat saja" ucap Hiro lalu mencium tangan Shofia.

"Pergi ke kantor?"

"Iya"

"Yasudah hati-hati dijalan"

"Baik tante"

Hiro pun menaiki mobilnya dan berlalu dari sana. Diperjalanan, ia mengemudi sambil melihat jalanan, mungkin ia akan bertemu dengan Tias. Tapi sepanjang jalan yang biasa Tias lalui untuk berlari, Hiro tidak menemukannya.

"Kau dimana Tias" gumam Hiro.

Sesampainya di perusahaan, Hiro langsung menuju ke dalam ruangannya.

"Selamat pagi Tuan" sapa Anton.

"Pagi, ada jadwal apa saja hari ini?" tanya Hiro.

"Hari ini jam 10 ada rapat dengan klien kita dari Kalimantan mengenai kerjasama dengan perusahaan, lalu ada seseorang yang ingin menemui anda Tuan"

"Siapa?"

"Namanya Dewa Mahendra Tuan"

Mendengar itu, Hiro tampak terkejut "Dewa" gumamnya.

"Iya Tuan, jika boleh tau, dia siapa Tuan? Apa dia dari perusahaan kota lain" tanya Anton.

"Bukan, dia temanku, baiklah terima kasih Anton, jika sudah waktunya, panggil saja" ucap Hiro.

"Baik Tuan, saya permisi" ucap Anton lalu pergi meninggalkan ruangan.

Hiro mendudukan dirinya "Hah lagi-lagi kau Dewa" gumamnya.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang