17

4.5K 126 1
                                    

Entah yang keberapa kali Tias menghela napas, sudah satu jam lamanya Hiro memeluknya tanpa melepasnya.

Saat ini mereka berdua sedang menonton film di rumah Hiro, Tias meminta menonton di bioskop, tetapi tidak diperbolehkan oleh Hiro.

Semenjak Hiro mengklaim Tias sebagai miliknya, Hiro benar-benar mengaturnya, tidak boleh ini dan itu, Tias hanya bisa pasrah karena ancaman yang selalu terlontar dari mulut Hiro mengenai Rio.

"Hentikan Hiro" ucap Tias sambil menjauhkan wajah Hiro darinya.

Dari tadi Hiro terus mengecup lehernya, membuat Tias tidak fokus pada filmnya.

"Kenapa? Kau menonton saja, aku merindukanmu Tias" gumam Hiro, lalu memeluk Tias.

Tias memutar bola matanya malas, menurutnya Hiro terlalu berlebihan, hanya ditinggal sehari saja dia sudah menggila.

"Hiro, kasian Tias, dia keberatan menahan beban badan besarmu" ucap Tio yang baru saja turun.

Hiro mengabaikan perkataan Tio, membuat Tio menggelengkan kepalanya.

"Mau kemana om?" tanya Tias.

"Om mau ke kantor, meski hari libur, tidak ada libur untuk seorang bos" jawab Tio sambil terkekeh.

"Yasudah Om pamit dulu, jika Hiro macam-macam, pukul saja dia" lanjut Tio.

Tias terkekeh "Iya hati-hati om"

Setelah Tio pergi, Tias menatap Hiro yang sedang menatapnya kesal.

"Apa?" tanya Tias.

"Ck, kau jangan tertawa pada ayahku, kau hanya boleh tertawa pada ku" ucap Hiro.

Tias berpikir sejenak dan kemudian terbahak, lucu sekali Hiro dengan wajah cemberutnya.

Tias mencubit pipi Hiro lama "Kau berlebihan sekali, dia itu ayahmu"

"Awwwww sakit!" rintih Hiro.

Tias masih tertawa, ia mengelus pipi yang dicubitnya. Hiro pun tersenyum, ia menatap Tias dan menikmati elusan lembut dari Tias.

Hiro mendekatkan wajahnya pada Tias dan memejamkan matanya. Melihat itu Tias langsung membekap mulut Hiro, membuat Hiro membuka matanya.

"Kau mau apa?" tanya Tias sambil menahan tawanya.

"Ck aku ingin menciummu, kau mengacau saja" ucap Hiro kesal.

Ia marah dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Tias, tawa Tias pecah membuat Hiro semakin kesal.

****

Tias sedang membaca daftar belanjaan yang dititipkan oleh Shofia. Kini ia sedang berada di pusat pembelanjaan, untuk membeli kebutuhan bulanan di rumahnya. Isi keranjangnya sudah penuh, tinggal beberapa barang yang belum ia masukkan.

Ponsel Tias bergetar tanda ada teleolpon masuk. Ia segera melihat dan tertera nama Hiro disana.

"Halo"

"Sayang kau dimana? Aku di depan rumahmu tapi tidak ada orang yang menyahut?" tanya Hiro yang terdengar sedikit khawatir.

"Aku sedang belanja Hiro, kau tau kan orangtuaku sedang bekerja" jawab Tias.

"Ck kenapa kau tidak memberitahuku? Aku kan bisa mengantarmu"

"Sudahlah, kau kan sedang sibuk bersama ayahmu, aku tidak bisa mengganggumu"

Terdengar helaan napas di sana "Yasudah, kau hati-hati ya, aku juga akan kembali ke kantor"

"Iya, kau tenang saja, aku tutup ya, bye bye!"

Tut

Tias menutup teleponnya, lalu melanjutkan belanjanya.

"Terigu dan garam" gumam Tias.

Ia segera melangkahkan kakinya ke tempat terigu dan garam berada. Saat akan mengambil terigu, ada tangan yang ingin mengambilnya juga.

"Ahh sepertinya aku duluan" ucap pria itu.

"Hei! Lihatlah tangan siapa yang memegang duluan?" tanya Tias

Pria mengendikkan bahunya "Tapi sekarang terigunya berada di tanganku, siapa cepat dia dapat" ucap pria itu sambil menggoyangkan terigunya.

Tias sangat jengkel melihat wajah pria yang sedang tersenyum menyebalkan itu, ia menghela napas panjang, berusaha menahan rasa kesalnya, lalu mengambil terigu dengan merek lain dan pergi dari sana.

Pria itu melihat kepergian Tias dengan tatapan yang sulit diartikan.

Ia tersenyum manis "Akhirnya aku menemukanmu"

Pria itu pun pergi dari sana tanpa mengambil terigunya.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang