Huft selamat 🏠

203 27 0
                                    




Penerimaan raport...

Hal yang paling ditakuti sama semua anak sekolah, kecuali yang emang bego sih. Mereka mau liat nilai mereka masing-masing apakah ada yang naik ato malah berkurang.

Tujuan dari itu? Gue juga nggak tau;)

Dan ini adalah bencana bagi tiga berudu kecil. Tepatnya satu.

"Unhak diambil bang Sungho, Leehan bang Jey, gue bang Riwoo yaa?" Taesan lagi mengumpulkan dua adeknya itu di perpustakaan sekolah.

Pas denger penerimaan raport itu besok Taesan langsung panik. Iyalah! Orang nilai dia di bawah terus...

Bukan masalah besar bagi Taesan nilainya jelek sebenarnya, tapi masalah buat bang Sungho. Dia takut Abangnya itu bakal murka sama nilai dia yang bukannya berkembang malah menurun.

Beda sama Woonhak yang paling kurang masuk lima besar, keseringan tuh anak peringkat dua soalnya. Jadi Sungho nggak bakalan murka sama dia dan tetap menerima.

Gitu juga sama Leehan. Leehan sih nggak pinter-pinter amat, cuma nilai dia bisa dikata aman. Entah kenapa anak yang ikut arus macam Leehan malah dapat nilai yang aman padahal waktu ujian dia ngasal bahkan pas praktek Taesan yang sibuk.

Tidak adil!!

"Kok lu ngatur?" Leehan bersuara

"Bukan masalah apaan, nih kalo bang Sung tau gue dapat nilai jelek... bisa mati, Leh!!"

Woonhak sendiri cuma liat dan dengar, toh siapa aja yang ambil raport dia nggak bakalan ada yang marah. Ahayyy udah anak bontot pinter pulakk.

"Masalahnya tuh mana tau mereka nggak sesuai rencana lu Tesan, sama aja."

"Iya sih, tapi usahakanlahh!!"

"Hmm ogheyy.."













Di meja makan malam, tiga berudu kecil ini lagi saling sikut buat salah satu dari mereka bicara tentang penerimaan raport besok.

Sungho sadar sama kelakuan aneh mereka itulah, "gue guyur pake sop juga lu bertiga, makan bagus-bagus!"

Berakhir di Taesan lah acara sikut menyikut itu.

Dengan napas pas pasan Taesan berharap dia bakal selamat nanti setelah mengajukan permintaan ini kepada yang mulia Park Sungho.

"Bang, besok disuruh ke sekolah ambil raport..."

Tiga abang-abang langsung angkat kepalanya liat tiga lainnya.

Oalah ini yang buat mereka sikut sikutan sampe bergetar meja.

"Terus kenapa? Kita bakal ambil kok." Riwoo gabung chat.

"Iyasih bang Riw, cuma..."

"Cuma apaan dah, Tesan?" Jaehyun ikut join.

Sungho siap mendengarkan dengan memasang mata mencurigakan ke adeknya itu yang udah gugup setengah hidup. Kayak lagi mau mengakui dia abis bunuh orang, berat banget.

"Bisa nggak raport Tesan diambil sama bang Riwoo aja?"

Eh?? Ini membingungkan

"Kenapa harus Riwoo dah?"

Nah loh ditanyain lebih spesifik sama Jaehyun. Panik nggak lu gunung?? Paniklah pastii

"Nggak sih, cuma bang Riwoo aja ya? Boleh kan bang Sungho?"

Seketika semuanya pandang sungho gimana reaksi tetua itu terhadap permintaan ini.

Sungho tatap balik mereka semuanya dan balik makan, "hmm iya."

Di balik pintuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang