10. Penentuan Mafia

1.7K 225 1
                                    

Matahari telah tersingkir sepenuhnya dan langit menggelap. Aku memutuskan untuk turun dari roftoop dan Junhee mengikuti. Kami berjalan menuju asrama, tapi tiba-tiba, speaker berbunyi dan mengumumkan bahwa Kyungjun telah melakukan vote untuk nama Wooram dan Wooram melakukan hal yang sama pada Kyungjun.

"Apa-apaan?"

Aku melihat Junhee mengerutkan alis tidak percaya seraya menatap ke arah speaker yang kembali mengumumkan bahwa Seungbin dan Jinha ikut memilih Wooram.

"Sudah kuduga." Saat itu Junhee menoleh ke arahku. "Mereka melanjutkan acara saling menyalahkan mereka saat kamu pergi," kataku, mengerling pada Junhee yang kelihatan mulai kesal.

"Sial!"

Junhee mulai berlari pergi dan aku mengikutinya. Kami kembali ke cafetaria, tapi hanya tersisa beberapa orang di dalam, dan Kyungjun serta Jinha dan Seungbin sudah pergi. Juga beberap orang lain.

"Apa yang terjadi?  Sudah kubilang kita akan memilih saat tengah malam nanti." Junhee menuntut mereka yang tersisa di cafetaria.

"Junhee, Jiwon. Kalian juga harus memilih Kyungjun," serang Wooram langsung ke hadapan kami. Cowok itu menatap antara aku dan Junhee dengan tatapan memohon.

Bersedekap dada, aku menatap Wooram dengan pandangan menyelidik. "Junhee bilang kami akan memilih saat tengah malam. Aku akan mengikuti aturan itu."

"Ya ya. Tapi kamu berpihak padaku kan? Kamu harus."

Aku mendelik saat Wooram merih tanganku dan terus memohon, tapi aku segera menyingkirkannya. "Jangn paksa aku." Aku berlalu meninggalkan cafetaria dan hendak pergi ke kamar, tapi Jisoo dan Yoojoon tiba-tiba menghadang jalanku dan mengajakku masuk ke dalam kamar. Aku tidak bisa menebak apa yang pasangan ini inginkan dariku, tapi aku melihat Yoojoon mengunci pintu saat Jisoo menarikku lebih dekat ke arah jendela.

"Apa-apaan ini?" tuntutku, menatap Jisoo dengan alis berkerut curiga dan mendesak penjelasan.

"Diantara yang lain, kamu yang paling tidak mencurigakan dan aku sudah memastikannya." Jisoo mengangkat ponselnya ke hadapan wajahku, membuatku terkejut melihat apa yang ada di sana. Itu adalah identitasku sebagai warga.

Masih dengan ekspresi tidak menduga, aku menyingkirkan ponselnya dan menatap Jisoo tepat. "Kamu polisi?" Lalu aku melirik ke arah Yoojoon hanya untuk mendapati cowok itu mengangguk membenarkan.

"Pelankan suaramu," bisik Jisoo, membuatku segera mengulum bibir.

"Jadi kamu bisa memeriksa identitas yang lain. Kamu bisa menemukan siapa saja mafia nya," kataku. Ini adalah peluang. Jika kami menemukan semua mafia yang ada, lebih sedikit yang akan meninggal. Setidaknya.

"Aku tidak bisa begitu saja memeriksa identitas semua orang. Ada batasan," sergah Jisoo. Dia mendesah kesal. "Kesempatanku sama dengan jumlah mafia yang ada dan aku sudah memakai tiga kesempatan, entah berapa yang tersisa."

Alisku berkerut. "Siapa saja yang kamu periksa?" tanyaku. Jisoo menunjukan bahwa dia memeriksa identitasku dan aku yakin yang pertama adalah Yoojoon, tapi siap yang ketiga?

"Aku memeriksa identitasmu, Yoojoon dan Junhee."

Aku mengejrap. "Dan apa identitas mereka?" Aku melirik Yoojoon sekilas.

"Kalian semua warga," jawab Jisoo. Aku segera menghela napas legah. "Aku sudah tahu identitas kalian bertiga, jadi aku memberitahu identitasku. Aku mempercayai kalian, jadi kalian harus membantuku mencari siapa mafianya."

"Kita memang akan melakukan itu," tanggapku.

"Sekarang, antara Kyungjun dan Wooram..." Aku mengalihkan pandangan sejenak saat mendengar pengumuman bahwa Mina telah memilih nama Wooram. "Dianatara mereka, siapa yang kamu pikir adalah mafia?"

ɴɪɢʜᴛ ʜᴀs ᴄᴏᴍᴇ ⇴ᴏᴄ ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang