28. Menjadi Sandera

2.1K 267 6
                                    

PS: Menggunakan Pov 3 (akan berlanjut sampai part ending)

____

"Sial. Seharusnya kamulah yang kubunuh tadi malam, Shin Jiwon."

Secara tiba-tiba, Dabum berlari menerobos orang-orang di depannya. Bahkan mendorong mereka dengan keras sampai terjatuh. Sementara belum sempat berpikir sedikit pun, Dabum meraih Jiwon dan mecekal leher gadis itu menggunakan lengannya dengan cukup erat, membuat Jiwon kesusahan bernapas.

"Yakh, Jin Dabum!" teriak Junhee marah. Panik melihat Jiwon ditarik Dabum dan dijadikan sandera oleh Psikopat itu.

Sementara Kyungjun murka. "Yakh! Dasar bedebah! Apa yang kamu lakukan!"

"Yaampun!"

"Yaa, dia sungguh mafia!"

"Dabum, lepaskan Jiwon!" teriak Yoonseo panik. Gadis itu menatap tajam Dabum.

Dabum tersenyum keji menatap orang-orang di hadapannya, sebelum pandangannya lurus tertuju ke arah Kim Junhee yang jadi satu-satunya orang yang belum memilih. "Kim Junhee, kamu menyukai Shin Jiwon, bukan?" Dia menyeringai, menusukan ujung pena yang dipegangnya ke sisi leler Jiwon, membuat gadis itu menahan nafas sejenak. "Jangan memilih, jika kamu melakukannya, akan kubawa Shin Jiwon mati bersamaku," ancamnnya.

"Junhee, lakukan. Kamu harus..." belum selesai Jiwon bicara, mulutnya lebih dulu dibekap Dabum.

"Tidak ada yang memintamu bicara. Diam."

Jiwon dengan panik menatap Junhee, mendelik agar cowok itu tidak perlu memperdulikannya dan cepat memilih Dabum. Tapi Junhee tidak bisa, dia tidak bisa melakukannya selama Jiwon masih berada dalam sanderaan Dabum dan pena yang kapan saja akan Psikopat itu tusukan ke lehernya.

Menyaksikan Junhee pasrah menurunkan ponselnya, mata Jiwon melotot marah.

"Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?" tanya Yoonseo panik.

"Brengsek! Aku akan membunuhmu jika kamu melukainya," murka Kyungjun. Tapi Dabum justru menanggapinya dengan tawa remeh.

Dabum bicara pada Jiwon, tepat di samping telinga gadis itu, "Jiwon, kamu sungguh sesuatu bukan? Lihat." Dabum tersenyum miring ke arah Junhee dan Kyungjun, memprofakasi kedua cowok itu ketika dia makin mendekatkan diri ke telinga Jiwon. "Disukai dua laki-laki sekaligus. Si berandal dan pemimpin kelas. Luar biasa ya." Dabum terkekeh, membuat Jiwon mendelik hina.

"Ya, mayoritas memilihnya. Dia akan tetap mati malam ini," ujar Jungwon.

Tiba-tiba Dabum tertawa keras. "Kamu pikir begitu?" Dia menatap semua orang di hadapannya dengan kelicikan. "Baiklah, kalau begitu akan kusandera gadis ini dan kemudian membunuhnya saat tengah malam akan tiba."

"Bedebah!"

Dabum hanya menyeringai membalas umpatan Kyungjun barusan. Lantas membawa Jiwon menuju roftoop. Mendudukkan gadis itu di atas kursi yang dia letakan di tepi roftoop dan mengikatnya dengan lakban hijau.

"Bunuh saja aku brengsek, kamu pikir akan selamat dari ini?" Hardik Jiwon

Dabum menatap Jiwon sesaat kemudian terkekeh, sebelum membekap mulut gadis itu dengan lakban. "Kamu sudah pasrah untuk mati ya? Tapi sayangnya, orang-orang itu tidak akan membiarkannya."

Dabum berdiri tegap setelah selesai mengikat Jiwon agar tidak kabur. "Jangan bergerk, atau kamu akan jatuh." katanya memperingatkat. Dabum hendak turun, tapi dia kembali berbalik sekan melupakan sesuatu. Jiwon melotot saat Dabum mengambil ponselnya dan melemparkannya begitu saja ke bawah gedung.

°•°•°

Sementara itu, yang lain masih berada di lorong lantai dua. Semua orang menghawatiran Jiwon dan tidak ada yang punya ide bagaimana mereka akan menyelamatkan gadis itu dari cengkraman Dabum.

ɴɪɢʜᴛ ʜᴀs ᴄᴏᴍᴇ ⇴ᴏᴄ ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang