1. Pusat Retret

4.7K 342 25
                                    

"Sungguh bukan Aku!"

"Berhentilah berbohong. Itu kamu."

"Sudah kubilang bukan aku. Sungguh Heoyul adalah mafia!"

Perdebatan itu berubah menjadi keributan, dan Aku benar-benar terganggu. Aku baru saja bangun dan kelompok Baek Eunha yang menempati kursi belakang bus membuat keributan hanya karena mafia game.

"Jiwon?"

Aku mengghembuskan napas berat dan membuka mata. Bisa kulihat wajah Donghyun menatapku dengan alis berkerut.

"Astaga, dasar mereka itu..."

Aku segera menahan lengan Donghyun yang hendak menegur keributan dibelakang. Donghyun mengalah dan kembali duduk tenang, tapi suara lain menggantikan niat Donghyun dan meneriaki mereka yang sedang memainkan game mafia tersebut.

"Yakh! Kyungjun sedang tidur. Kalian berisik sekali!"

Mendengar itu, Donghyun tampak marah dan hendak kembali berdiri. "Para bedebah itu..." Untungnya, Hyunho yang duduk di belakang kami bersama Junhee segera menghentikannya.

"Sudahlah "

Aku melirik. "Jangan membuat keributan, duduklah kembali," tegurku. Membawa Donghyun kembali duduk dan setidaknya meredakan emosinya.

Aku tidak mau Donghyun balik memarahi Jinha yang sudah bisa dipastikan Seungbin dan lebih parah Kyungjun juga akan terlibat, lalu perjalanan membosankan ini akan berakhir dengan perkelahian dan pekikan para gadis. Itu akan sangat menyebalkan.

Mengabaikan persoalan itu, aku memandang keluar jendela, mengawasi jalanan yang tampak begitu lenggang. Merasa amat bosan sepanjang perjalanan. "Kenapa pusat retretnya harus begitu jauh?" dengusku. Aku sekedar bergumam, tapi sepertinya Donghyun mendengar suaraku barusan dan cepat menanggapi.

"Bersabarlah, kita akan sampai sebentar lagi," ucapnya, dan kemudian melanjutkan dengan suara tidak yakin, "sepertinya." Aku memutar bola mata malas mendengar ketidak yakinan kata-katanya, tapi Donghyun justru terkekeh kecil.

Menghembuskan napas lelah, aku kembali bergumam, "kita akan sampai di sana saat malam."

Langit mulai berubah menjadi jingga dan dengan perlahan mulai berubah gelap. Dan benar, kami sampai di pusat retret saat malam tiba. Aku berdiri dan melihat ke belakang. Teman-teman yang lain mulai merapikan barang mereka dan hendak turun dari bus. Sejenak, aku melirik Hyunho sedang membangunkan Junhee yang sepertinya jatuh dalam tidur lelap.

"Jiwon, ayo," ajak Donghyun. Aku pun keluar bersamanya lebih dulu.

"Hanya kelas kita yang tiba?" ucap Donghyun ketika kami turun dari bus dan melihat suasana sepi di sekitar pusat retret. Belum ada bus yang dinaiki kelas lain yang tiba.

"Ya! Donghyun!"

Aku dan Donghyun menoleh ke belakang, tepatnya pada Hyunho yang barusan memanggil. Hyunho membuat semacam isyarat agar Donghyun datang membantunya dan Junhee membawa barang dari bagasi bus.

Donghyun mengangguk, menyanggupi sebelum menoleh padaku. "Aku akan membantu mereka. Kamu duluan saja."

Aku menipiskan bibir dan mengangguk. Membiarkan Donghyun menghampiri Junhee dan membantunya membawa barang.

"Jiwon."

Panggil seseorang yang selanjutnya Yoonseo muncul bersama Jungwon dan keduanya berdiri di samping kananku.

"Ayo masuk Jiwon," ajak Yoonseo. Tapi belum juga kami melangkah, Yoonseo yang tampak bingung menghentikan kami dan mempertanyakan sesuatu.

"Hei, apa kita pernah kesini? Kenapa aku merasa pernah kesini?" tanya Yoonseo.

ɴɪɢʜᴛ ʜᴀs ᴄᴏᴍᴇ ⇴ᴏᴄ ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang