12. Target Baru

2.5K 296 14
                                        

Sejak bangun, kepalaku terasa lebih berat pagi ini. Mungkin karena terlalu banyak hal yang dipikirkan, stres karena keadaan.

Aku melirik ke arah Jisoo dan Yoojoon yang juga sudah bangun. Kami saling menatap sebelum sama-sama mendesah lelah. Kami masih duduk ditempat, berdiam diri diruang persembunyian kami, sampai alarm berbunyi dan speaker mengumumkan sesuatu.

-pada malam hari, Lee Soo Bin dieksekusi oleh mafia-

-Lee Soo Bin adalah warga-

"Sial, sudah dimulai lagi." Jisoo mendesah kesal.

"Ayo keluar," ajak Yoojoon. Dia membantu Jisoo berdiri. Lalu kami sama-sama menyingkirkan meja dan keluar untuk menemui yang lain.

Semua orang yang tersisa datang ke lorong asrama. Menemukan salah satu kamar yang pintunya rusak, dan dari dalam terdengar suara tangis dari seseorang. Aku sejenak menahan napas ketika tahu itu adalah kamar yang nyaris aku, Jisoo dan Yoojoon masuki untuk bersembunyi tadi malam.

"Sial. Kami beruntung."

aku semar mendengar gumaman Jisoo.

-sebelum pemungutan suara terakhir ditutup. Dokter menominasikan siapa yang harus disembuhkan-

Semua perhatian langsung terarah pada speaker yang kembali memberikan pengumuman.

-mereka menominasikan An Na Hee-

Sontak semua tatapan langsung tertuju ke arah Nahee yang membelakak dan memasang ekspresi tidak tahu apa-apa. Nahee menggeleng sembari memandang semua yang tengah melihat padanya.

"Tidak, bukan aku..."

-pagi telah tiba. Semua peserta, identifikasi mafia dan mulai memilih-

Aku menyugar rambutku dengan frustasi. Permainan ini tidak akan berakhir sampai kami semua mati. "Sial!"

"Jiwon, bisakah kita bicara?" Junhee yang tadinya sedang bersama Yoonseo dan Jungwon, datang menghampiriku. Aku melihat Junhee sekilas melirik ke arah Jisoo.

Pandanganku bersibobrok dengan Yoonseo saat aku menatap ke balik tubuh Junhee. Gadis itu menatap kearah kami dengan alis berkerut bingung dan tampak penasaran. Sementara di depan Yoonseo, Somi tampak kesal. Aku memutar bola mata malas. Diam-diam merutuk, jika aku terlibat lebih banyak dengan Junhee, Somi mungkin akan semakin membenciku.

Semua orang tahu kalau si wakil ketua kelas itu menyukai Junhee, dan Yoonseo tampaknya juga memendam perasaan serupa.

Aku balik menatap Junhee, hendak mengatakan sesuatu padanya, tapi tertunda oleh suara notifikasi dari grup chat. Kyungjun menyuruh agar kami semua menemuinya di belakang gedung.

"Dia jadi seenaknya," komentar Jisoo.

Aku membuang napas berat dan menatap Junhee. "Bicaranya nanti saja, ayo pergi dan melihat apa yang Kyungjun inginkan." Aku berjalan lebih dulu.

Kyungjun menunggu sampai nyaris semua orang datang. Tapi aku tidak melihat Jihoon diantara mereka, cowok itu mungkin masih berada di dekat jasad Soobin.

"Kenapa kamu ingin menemui kami semua?" tanya Yoonseo begitu dia tiba bersama Jungwon dan beberapa orang lainnya.

Kyungjun yang saat itu sedang duduk di atas truk tua, segera mendekat dengan wajah congkak.

"Park Wooram adalah mafia. Lihat? Apa kubilang?" Kyungjun berkata sombong.

Seungbin lalu bertepuk tangan keras, mengapresiasi Kyungjun. "Firasat Ko Kyungjun bagus. Apa yang dilakukan polisi? Belajarlah darinya."

ɴɪɢʜᴛ ʜᴀs ᴄᴏᴍᴇ ⇴ᴏᴄ ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang