30. Pada Akhirnya

3.9K 335 24
                                        

Tidak ada yang menduga apa yang akan terjadi pada Seeun. Keputusannya mengahiri hidupnya sendiri telah membawa banyak kesedihan untuk beberapa orang.

Orang tua Seeun terluka karenanya, dan rasa sedih itu bertransfomasi menjadi dendam yang luar biasa berbahaya.

Jiwon masih ingat hari itu. Hari ketika dia bagun di rumah sakit setelah terlepas dari mimpi panjang yang menyesakkan. Sebuah berita tentang penculikan sekelompok murid menjadi bahan pembicaraan dan tampil di tv nasional. Seluruh negri akan membicaraakannya, dan tahu seberapa berbahaya luka yang mereka torehkan pada orang lain bisa menjadi dendam yang mematikan.

Semua teman-temannya selamat dan baik-baik saja. Mereka semua hidup dan telah mengetahui fakta tentang akibat dari perbuatan mereka di masa lalu. Tentang 'lelucon' mereka terhadap Seeun.

Setelah pemeriksaan singkat karena orang tua Seeun menyerahkan diri dengan suka rela, mereka berakhir dibalik jeruji besi seperti yang diduga, namun Jiwon berharap hukumannya tidak akan terlalu lama.

Setelah satu minggu berada di rumah sakit. Satu persatu anak-anak kelas 2-3 SMA Yooil dipulangkan ke rumah mereka, pada orang tua mereka yang khawatir. Begitu pula Jiwon.

Lalu, setelah masa libur selepas ujian tengah semester selesai, mereka diperbolehkan mengikuti sekolah seperti biasanya. Sayangnya, tidak banyak yang datang. Sebab, berita tentang Seeun kembali mencuat, dan kasus pembullyan yang dilakukan teman satu kelas menjadi judul utama dari topik untuk setiap obrolan.

Beberapa dari mereka merasa malu, takut mendapat hujatan, takut untuk dihakimi. Tapi, bukankah itu adalah bayaran termurah dari apa yang sudah mereka lakukan?

Berminggu-minggu kemudian, beberapa murid memutuskan pindah sekolah. Itu di awali Jisoo, lalu Somi, Yewon, dan Wooram. Beberapa masih bertahan, meski tidak masuk sekolah untuk waktu yang lama seperti Dabum. Atau lebih sering membolos seperti Kyungjun, Jinha dan Seungbin.

Karena permainan dan ingatan yang tidak dihapus orang tua Seeun, beberapa hubungan putus. Somi tidak lagi bertegur sapa dengan Jisoo atau pun Nahee. Kyungjun, Jinha dan Seungbin tidak lagi terlihat bersama. Mungkin, yang tetap berteman seperti sebelumnya adalah empat sekawan anggota band. Eunchan, Yeonwoo, Eunha dan Heoyul.

Bisik-bisik tentang kelas mereka memang masih senter di antara anak kelas lain. Mereka mungkin tidak sadar, bahwa ada sebagian dari mereka yang juga sempat mencela Seeun, hanya saja, mereka beruntung berada di kelas yang berbeda.

"Jiwon," panggil Donghyun, menarik kesadaran gadis yang tengah duduk sendirian dalam kelas dan sedang melamun.

"Kamu tidak mau pulang? Bel sudah berbunyi beberapa menit yang lalu," beritahu Donghyun.

Jiwon menghela napas ringan. Lantas mengikuti Donghyun ketika cowok itu mengambil tas milik Jiwon dan membawanya keluar lebih dulu. Sementara Jiwon pasrah mengikuti laki-laki itu di belakang.

Saat hampir mencapai gerbang, langkah Jiwon terhenti oleh suara yang memanggilnya. Gadis itu menatap lurus ke depan. Melihat Yoonseo, Junhee, Nahee, dan Hyunho melambai padanya dan memanggilnya untuk berjalan lebih cepat. Jiwon sedikit terpaku, sebelum dia membagi tatapan dengan Donghyun dan mereka menghampiri teman-teman mereka dan berjalan pulang bersama.

"Yoonseo menyarankan untuk mengunjungi makam Seeun saat akhir pekan nanti. Kami semua setuju. Kamu akan ikut kan?" tanya Nahee.

Jiwon tersenyum dan mengangguk, tapi dia tiba-tiba teringat sesuatu. "Tapi, apa hanya kita? Bagaimana dengan yang lain?"

"Kami memberitahu Eunha, dia bilang akan mengajak Yeonwoo, Eunchan dan Heoyul juga," kata Hyunho.

"Maksudku, yang lain..."

"Kami tidak bisa menghubungi mereka," jawab Junhee.

Jiwon mendesah kecewa. Dia tentu marah dan kecewa setelah mengingat semua yang terjadi. Tapi bahkan orang tua Seeun sanggup memaafkan mereka, jadi Jiwon tidak ingin berlarut-larut dalam kebenciannya sendiri.

Tidak ada lagi yang bisa Jiwon lakukan jika mereka tidak ingin pergi menemui Seeun. Jadi dia hanya mengangguk kecil pada teman-temannya. Mereka melanjutkan perjalanan pulang mereka sore itu.

Saat akhir pekan tiba. Rumah Donghyun hanya berjarak satu blok dari rumah Jiwon, membuat cowok itu datang lebih cepat untuk menjemput Jiwon. Mereka berangkat bersama dan menemui teman-teman mereka yang sudah lebih dulu menunggu di sana.

"Jisoo, Yoojoon. Kalian juga datang?" Jiwon tentu terkejut menemukan pasangan itu berada di antara mereka yang sudah Jiwon tahu akan datang.

Jisoo menipiskan bibir, mengalihkan pandangan dengan rasa malu. Yoojoon yang berdiri tepat di samping gadis itulah yang menanggapi Jiwon.

"Kami ingin minta maaf pada Seeun."

Jiwon tersenyum, dia mengangguk dan mulai mengajak mereka semua masuk ke dalam gedung pemakaman. Namun kali ini, bukan hanya Jiwon yang dibuat terkjut, tapi nyaris mereka semua.

"Kalian lama sekali."

Kyungjun, Jinha dan Seungbin berada di pintu masuk. Berdiri menyadar di dinding dan bersikap seolah sudah menunggu selama berminggu-minggu di sana.

"Ko Kyungjun. Dan kalian berdua..."

"Apa kamu sekaget itu?" tanya Kyungjun. Lelaki itu mendekat ke hadapan Jiwon lalu tanpa di duga menyentil jidat gadis itu pelan, mengagetkan Jiwon.

"Ya," tegur Donghyun dan Junhee nyaris bersamaan. Tapi Kyungjun tidak peduli dan berbalik mengabaikan mereka.

"Kami juga ingin meminta maaf," ujar Jinha. Seungbin segera mengangguk membenarkan.

"Baguslah kalau begitu," tanggap Hyunho. Sejenak membuat Jinha dan Seungbin melotot kesal ke arahnya. Tapi Hyunho justru tersenyum geli.

"Teman-teman, ayo pergi temui Seeun."

END

A/n

Akhirnyaaa selesai juga. Yey🎉🎉

Menurut kalian bagaimana dengan endingnya? Kebanyakan narasi ya? Mari bertanya lewat komentar kalo masih ada yang tidak paham.

Ngomong-ngomong. Terima kasih untuk kalian semua yang sudah baca cerita ini! Yang sudah mendukung sejak aku up chapter pertama. Berkat apresiasi yang tiada hentinya dari kalian, aku sanggup menyelesaikan cerita ini sampai 30 chapter hanya dengan waktu 9 hari. Masih jauh dari waktu DAS yang cuman 6 hari ya? Tapi gapapa.

Terima kasih atas suport kalian berupa vote yang notifnya sampe jebol dan komentar-komentar kalian selama cerita ini berjalan. Aku mau ngucapin terima kasih sebesar-besarnya buat para pembaca yang nggak bisa ku tag satu-satu.

Terima kasih semuanya. Sampai jumpa di fanfiction ku yang lain.  Sampai jumpa~ <3

ɴɪɢʜᴛ ʜᴀs ᴄᴏᴍᴇ ⇴ᴏᴄ ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang