BAB 1| Pantai Bagian Tenggara

4.9K 404 22
                                    

Sinar mentari di cakrawala naik mengantar puluhan burung hitam yang mengudara. Suara pijakan dari seseorang yang berlari di tepi pantai beradu dengan suara ombak. Lantas gadis itu segera menghentikan pergerakan larinya saat sinar mentari mulai menyorot silau. Ia baru menyadari dirinya berlari terlalu jauh dari lokasi markas.

Sesaat gadis berkacamata hitam dengan tubuh tinggi bak model itu meletakkan tangannya pada pinggang, menatap ujung lautan luas dan menarik napas dalam-dalam. Ia bisa melihat desiran ombak yang perlahan menepi ke pesisir pantai, gelombangnya pecah, suaranya ikut senyap perlahan menyesap ke dalam pasir yang tengah dia pijaki.

Memang berlari selama 15 menit di pagi hari sudah menjadi kebiasaannya sejak bergabung dengan SGL. Ia juga tidak sadar sudah datang ke titik ujung markas. Anggota SGL sepertinya memang wajib waspada, namun rasanya lokasi ini tidak begitu buruk untuk dia kunjungi.

Suara kicauan burung dari arah kiri menarik atensinya, matanya menyipit kala melihat siluet hitam yang terdampar di sisi pantai. Lantas gadis itu melepas kacamata hitamnya yang bertengger di atas hidung mancungmya, mulai mendekat dengan gerakan yang sangat hati-hati sampai dia berhasil melihat wajah seorang laki-laki yang pucat pasi bak mayat terdampar di hadapannya.

Gadis itu segera mendekatkan handy talky yang dia bawa. "Zero Base, this is Riley, ada mayat di bagian tenggara, datang segera, Zero Base, ini darurat, over."

Setelahnya Riley mulai mendekat, menyentuh pergelangan tangan laki-laki itu dan memastikan denyut nadinya masih berfungsi. Riley juga menatap luka basah pada bagian dada laki-laki itu, ia mengernyit. "Penyusup?"

"That's not possible, letak markas SGL gak mudah ditemukan atau dilacak." Ujar Riley.

"Atau dia anggota intel?" Terka gadis itu seraya meletakan satu telapak tangannya pada dada sang laki-laki, ia mendekatkan wajahnya tepat di atas wajah laki-laki itu, menelisik setiap inci wajah tegasnya.

"Gue tau lo bisa bangun." Bisik Riley.

Perlahan kelopak mata laki-laki terbuka. Jantung Riley nyaris berhenti berdetak karena terkejut.

"Who?"

Bugh!

Riley langsung memukul pelipis laki-laki itu dalam sekali tonjok. Ia bangkit menjauh, menatap laki-laki itu yang kembali pingsan akibat pukulan kencangnya.

"Sial.. gue kaget." Gumam Riley memegang dadanya, tidak menyangka sosok yang sudah dia anggap mayat masih bisa bicara.

"But-Fuck.. dia pingsan lagi?!"

Setelah menyadari tindakan spontannya Riley mengusap wajah kasar, penyusup ini pingsan kembali karena pukulannya.

"Double shit, Riley."

***

Gerakan spontan yg bagus, Ri😭🙏🏻

Sejauh ini gimana guys?

ZERO BASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang