Setelah penangkapan salah satu orang yang berasal dari Liberaliden gagal, para anggota Sword Ghost Leger dari berbagai unit dikumpulkan di ruangan khusus konferensi untuk berunding, ruangan itu diselimuti suasana tegang yang begitu mencekam. Ketegangan yang merambat kepada setiap anggota membuat ruangan itu hanya di isi suasana hening.
Sang Kapten berdiri menatap tajam ke arah seluruh anggotanya dengan tatapan dingin. Kemudian Kapten Ganara menyalakan rekaman dimana rekaman itu menampilkan arah datangnya peluru yang menembus target SGL. Seluruh atensi anggota menatap rekaman itu dengan seksama, peluru datang dari barat dimana sisi itu penuh dengan tumpukan kontrainer.
Kapten Ganara menumpu kan ujung senjata api silver berisi peluru mematikan di dalam genggamannya pada meja. Tentu hal itu membuat para anggota semakin gugup dan takut, karena bagaimanapun kemarahan Kapten mereka tidak bisa dihentikan. Kapten Ganara adalah sosok pemimpin yang punya keputusan mutlak. Maka dari itu kesalahan dalam menjalankan misi di dunia SGL bukanlah hal kecil yang bisa diatasi dengan kata maaf.
"Siapa yang berada di unit dua hari ini?" Tanya Kapten Ganara.
Lintang dan Leon kompak berdiri.
"Saya berjaga di bagian utara, Capt." Ujar Lintang.
Lion menelan salivanya. "Saya berjaga di bagian timur, Capt."
"Jadi maksud kalian ada anggota lain yang berjaga di bagian barat dan menyalahgunakan senjata kita?" Tanya Kapten Ganara dengan nada dingin mengintrogasi.
"Iya, Capt." Jawab Lintang hati-hati.
Kapten Ganara mengangguk. "Jika ada yang berani merelakan nyawa hari ini silahkan berdiri. Jangan sampai saya sendiri yang harus turun tangan untuk membuat pengkhianat kotor seperti kalian mengaku."
Tidak ada satu pun anggota SGL yang bergerak dari duduknya.
"JAWAB!"
"Siap! Tidak ada, Capt!" Serempak semua anggota SGL menjawab.
Kapten Ganara menatap marah, ia menarik dasi dan sedikit melonggarkannya untuk mengatasi kemarahan yang ingin meluap. Pria itu menghembuskan napas kasar dan meletakkan senjatanya kasar. "Anggota yang berpatroli besok wajib datang ke dermaga. Cari jejak yang melakukan penembakan tanpa instruksi tadi. Anggota yang sudah bertugas hari ini dilarang keluar markas tanpa seijin saya, mengerti?"
"Mengerti, Capt!"
Setelah memberikan perintah Kapten Ganara keluar dari ruangan itu meninggalkan seluruh anggota SGL yang kini mengusap wajah masing-masing, beberapa dari mereka menghembuskan napas panjang, sisanya menutup mata rapat-rapat dengan perasaan lega.
Akrael memutar kembali rekaman asal peluru itu dan memincingkan matanya.
"Kira-kira siapa?" Tanya Hazel.
Akrael mengernyitkan kening dan kembali memutar rekaman itu. "Orang ini sengaja nyari tempat aman supaya dia gak tertangkap kamera."
"Semua anggota yang bertugas di bagian unit pelacakan hadir di ruangan, gak ada yang absen." Ujar Franz.
Hazel melipat tangannya. "Berarti dia termasuk orang yang udah paham dimana aja letak CCTV pelabuhan."
"Semua anggota hadir di markas saat kejadian, dan pelaku termasuk anggota yang tahu letak CCTV, itu artinya dia gak masuk di unit pelacakan, berarti dia ada di unit lain." Saut Lintang. "Kita tinggal cek siapa yang absen tugas hari ini mulai dari unit satu sampai unit empat." Lanjutnya.
"Emang lo udah yakin kalo pelakunya dari anggota?" Tanya Mikael.
Semua atensi terarah kepada Mikael yang kini mulai melangkah menuju layar utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO BASE
General FictionTerdampar di tanah Kepulauan Skotlandia adalah salah satu cerita paling tidak masuk akal bagi anggota agen rahasia itu. Start: 26 Des 2023