BAB 7| Port Action

2.1K 272 54
                                    

"Mereka dimana? Kita udah nunggu setengah jam." Tanya Hazel saat melihat jarum jam tangannya yang sudah bergeser jauh dari angka 6.

30 menit sudah berlalu. Langit berubah menjadi gelap. Semua penerangan di pelabuhan diganti menggunakan lampu khusus yang tidak sepenuhnya menerangi seluruh area.

Lintang mengusap setengah wajahnya dengan raut cemas. Ketiganya masih diam bersadar di luar mobil menunggu kedatangan mereka. Sedangkan sang pemimpin duduk di dalam mobil dengan sorot datar.

"Panggil ulang." Perintah Kapten Ganara.

Akrael segera menekan tombol penghubung pada kerah jaketnya, namun ia hanya bisa mendengar bunyi suara radio rusak, tidak ada balasan apapun dari Riley dan Zein.

"Connection dead, Capt." Lapor Akrael.

Suara gemuruh helikopter terdengar di pelabuhan. Mereka menatap helikopter hitam yang mulai mendarat di area luas tepat di ujung jembatan laut. Baling-baling besar itu berhenti perlahan, lampu sorot menyala dari jauh seakan memberikan isyarat menunggu para agen SGL untuk naik segera. Kapten Ganara keluar dari dalam mobil seraya menghela napas gusar.

"Kita tunggu di dalam." Ujar Kapten Ganara yang mulai melangkah menyusuri jembatan menuju helikopternya.

Hazel dan Akrael turut membuntuti seraya berjaga dari belakang, sedangkan Lintang tetap diam menunggu, hatinya masih dilanda rasa cemas karena ia takut hal buruk terjadi kepada Riley, terlebih gadis itu tengah bersama Zein yang merupakan anggota baru. Kepercayaan Lintang kepada Zein sama sekali belum ada.

"Damn, what happened?" Lintang menatap arlojinya, dengan terpaksa ia menyusul Kapten Ganara berserta Hazel dan Akrael.

Lima menit telah berlalu. Waktu untuk menjalan misi sesuai pada jadwal yang direncanakan nyaris habis. Jika mereka belum juga terbang meninggalkan pelabuhan malam ini, beberapa pasukan pemerintah akan segera datang dan mengepung, dan jika hal itu terjadi, semuanya akan lebih merepotkan untuk di atasi.

Tatkala Lintang telah duduk di kursi, suara gemuruh mobil dari kejauhan terdengar. Decitan ban mobil akibat gas dan rem yang beradu membuat semua atensi teralih. Penerangan yang tidak sepenuhnya baik membuat pengelihatan mereka menjadi remang, agen SGL sontak terkejut saat melihat kondisi mobil Zein dan Riley yang benar-benar kacau, dan yang lebih parah, segerombol pasukan berjumlah puluhan orang mengikuti mereka dari arah belakang.

"What the fuck?! Mereka diburu?!" Hazel terkejut melihat banyaknya orang-orang yang memburu Zein dan Riley.

"Nyalakan helikopternya!" Perintah sang Kapten.

"Capt! Kita harus bantu Riley!" Ujar Lintang.

Tangan Kapten Ganara terangkat menahan dada Lintang. "Percayakan kepada Zein."

Keempatnya menatap aksi mobil Riley yang berusaha menghindari puluhan peluru dari berbagai arah. Ketegangan tentu menyelimuti suasana di sana, di tambah jalan jembatan menuju helikopter ini cukup memakan waktu membuat seluruh agen cemas saat itu juga.

"Sial." Tangan Lintang mengepal. Chip file yang ditargetkan berada di tangan Zein dan Riley, jika mereka tertangkap, misi akan dinyatakan gagal detik itu juga.

"Putar balik mobilnya, Ri! Jalan mundur!" Perintah Zein.

"Kasih gue ide yang waras, Zein! Ini terlalu gila!" Pekik Riley frustasi. Bagaimana bisa Zein memintanya menyetir mundur menuju helikopter? Cowok ini benar-benar gila.

Tanpa aba-aba Zein memutar stir dengan tarikan penuh hingga mobil mereka berbalik arah. Laki-laki itu kemudian menarik persneling pada arah titik R dan menginjak pedal gas kencang hingga mobil mereka berhasil mundur.

ZERO BASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang