BAB 27 | Perasaan Aneh

1.3K 152 20
                                    

Setelah berhasil kembali ke markas besar Zero Base, Riley segera memasuki ruang kerja para anggota dan mengakses daftar-daftar buronan yang tercacat di kepolisian New York. Kali ini dia akan bergerak sendiri lebih dulu, tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi untuk menyelesaikan misi rahasianya.

Lintang yang baru saja masuk segera menghampiri kursi Riley dan menatap gadis itu penuh selidik. "Terlambat 3 jam, lo ngapain aja sama dia?"

Riley menatapnya sekilas. "Gue sibuk, ada urusan lain yang perlu gue selesaikan."

"Gak biasanya lo pergi tanpa ada laporan apapun."

"So? Lo mau gue menyia-nyiakan waktu liburan kita yang sangat terbatas ini, hm?"

Lintang menghela napas, ada rasa kesal yang sedang ia tahan. "Tetap aja, segala hal yang kita kerjakan perlu sesuai dengan agenda, lo gak bisa nyita waktu orang lain sembarangan cuma demi kepentingan lo, Ri."

Tidak ada jawaban, Riley hanya fokus pada urusannya seolah ucapan Lintang sudah ia pahami. Mungkin karena nasihat Lintang yang nyaris sama setiap dia bicara, jadi Riley sudah hapal ke mana arah nasihat Lintang akan berujung.

"Kita sesama anggota, jangan sampai ada hal yang lo sembunyiin dari gue." setelah mengatakan hal tersebut Lintang pergi.

Selalu berujung pada soal kejujuran. Lintang tidak pernah membiarkan Riley menyimpan rahasia darinya, dan tentu itu menjadi pembatas yang cukup rumit untuk Riley atasi, karena Lintang sudah mengetahui segala hal yang Riley alami.

Riley pun hanya menghela napas kasar dan kembali fokus pada apa yang ia cari. Gadis itu mengernyitkan keningnya, ia lebih fokus membaca file-file yang baru saja ia lacak.

'David Antonio'

Alis Riley semakin menyatu saat melihat catatan kriminal yang dilakukan David. Tentu saja Riley menemukan kejanggalan di catatan kriminal pria itu. "Hanya sebagai pencuri barang berharga pejalan kaki? Dan itu cuma satu kali? What the hell?"

"Karena itu catatan kepolisian New York."

Riley spontan menoleh kala suara Zein terdengar. Zein mendekat dan berdiri di samping Riley. "Itu artinya David bukan berkewarganegaraan New York. Catatan kriminal aslinya gak ada di sana."

"Kalo dia bukan warga asli di sana, udah pasti dia di deportasi ke wilayah asal dia, kan?"

Zein mengangguk, ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, kemudian mendudukkan dirinya di meja dan mengahadap Riley. "Kemungkinan mereka udah mendeportasi David dengan catatan kriminal ringannya, tapi karena dia punya koneksi, semuanya hanya sebagai formalitas."

"What the fuck."

"Liberaliden. Lo tahu dari mana wilayah asal mereka?" Tanya Zein.

Riley menyandarkan tubuhnya. Otaknya berpikir lebih gila lagi kali ini. "Kalo gak salah, Meksiko." Riley terdiam dengan perasaan ragunya dalam beberapa saat.

"Iya, Meksiko." Tambah Riley semakin yakin. "Cara berpakaian mereka hampir mirip dengan budaya yang ada di sana, dalam catatan yang SGL lacak, mereka sering impor bahan dasar makanan semacam tepung jagung atau gandum."

Zein menjentikkan jarinya. "Tortilla, itu makanan utama mereka."

Kepala Riley mengangguk pelan beberapa kali seraya mencerna jawaban yang ia temukan bersama Zein.

"Jadi kesimpulannya, lo harus cari catatan kriminal negara Meksiko." ujar Zein.

Riley menarik napas panjang, ia langsung mengakses tentang negara Meksiko dengan berbagai berita kriminal terkenalnya hingga berita kriminal yang tiba-tiba hilang dari media. Mungkin saja negara itu melindungi Liberaliden berkat kekuasaan kelompok tersebut.

ZERO BASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang