"Ow, shit!"
Zein segera melempar obeng di tangannya dan langsung mendekati Riley yang baru saja memekik.
"Kenapa?"
Zein menarik lengan gadis itu saat melihat ada setitik darah di ujung jari telunjuk Riley. "Makanya hati-hati." Ujar Zein. Ia membawa sekotak obat p3k yang tersedia di garasi bengkel milik Lion, tanpa bicara lagi Zein mulai mengobati jari Riley yang terluka.
"Gue gak habis pikir kenapa lo milih ngajak gue ke bengkel Lion dibanding liburan keliling New York?" Riley tampak marah karena hal ini.
Tadi pagi Zein mengajaknya pergi untuk keluar dari hotel. Laki-laki itu mengatakan bahwa dirinya akan mengajak Riley jalan-jalan dan menikwati waktu liburan mereka, namun Riley malah diajak mengunjungi bengkel Lion yang memang sudah lama tidak dikunjungi oleh sang pemiliknya selama 2 tahun belakangan ini.
Zein menaikan alisnya, membalut jemari Riley dengan kain kasa. "Buat jalan-jalan, kita butuh mobil."
"Terus apa hubungannya sama bengkel?"
"Lo liat, kan? Ada berapa banyak mobil bagus yang udah lama gak terpakai di sini? Kita butuh itu, biar lo gak maling mobil sembarangan kaya kemarin, apalagi dari pejabat."
Riley menutup mata rapat. Baiklah, Riley akui tindakan spontannya kemarin malam memang cukup berisiko. Tapi bukan berarti ia memilih memperbaiki mobil selama berjam-jam hanya karena mereka tidak punya fasilitas lengkap seperti di markas Zero Base. Tempat ini kotor dan penuh dengan alat-alat besi, Riley lebih suka tempat bersih dimana dirinya bisa bersantai dengan nyaman.
"Zein Alpha, listen to me.."
Laki-laki itu menatapnya sekilas.
"Lo udah ngotak-ngatik mesin jeep itu selama dua jam dan sampai detik ini mobilnya gak nyala kan?"
Zein mengangguk.
Emosi gadis itu mulai memuncak lagi seperti biasa. "Terus kenapa masih lo pegang?"
"Lebih baik gue memperbaiki mobil ini daripada kena pidana gara-gara aksi maling lo."
Riley melempar benda kecil ke arah Zein dengan asal. "ISH! BAWEL!"
Melihat itu Zein tekekeh kecil, ia mengangkat dua jemarinya ke arah pipi Riley dan mengoleskan telunjuknya yang terlumuri oli hitam itu, sengaja membentuk love. "Yang bawel kan lo."
"Zein!" Pekik Riley.
Zein hanya tertawa kala Riley menendang betisnya. Ekspresi marah gadis itu benar-benar sudah menjadi candu bagi Zein.
"Lo malah buang waktu gue tau gak?!"
"Lah? Yang setuju keluar kan tadi lo?"
"Ya gue maunya jalan-jalan! Bukan kebengkel dan kotor karena oli gini ngerti gak si.. lo?"
Zein memutar obeng berukuran medium di tangannya, ia kembali mengecek aki mobil yang baru saja ia pasang. "Lo harus belajar mesin, Ri, siapa tau nanti lo butuh ilmu mesin."
"2025, teknologi udah maju. Daripada mesin, bukannya lebih baik kita belajar programer dan membuat sesuatu yang bisa memajukan peradaban dunia?" Riley mendudukan dirinya di bangku berdebu. "Lagi pula zaman sekarang robot aja udah bisa buat mobil."
Zein menghela napas kasar, ia melempar obengnya kembali dan menatap Riley tajam.
"Why? Ucapan gue bener, kan?"
Tanpa membalas, Zein hanya melangkah perlahan, mendekati Riley dengan tatapan datar dan dingin. "Sekalipun lo jago program, komputer lo masih butuh mesin." Ucap Zein.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO BASE
General FictionTerdampar di tanah Kepulauan Skotlandia adalah salah satu cerita paling tidak masuk akal bagi anggota agen rahasia itu. Start: 26 Des 2023