BAB 12| Angry Bird

1.9K 233 53
                                    

Tolong kasih komentar atau kritik tentang alurnya yaa.. biar aku bisa memperbaiki tulisan aku🤍

Happy reading guys!!

***

Kepulan asap dari gulungan putih bernikotin itu menyerbak, rokoknya sama sekali belum disesap oleh sang pemilik, dia masih menunggu kedatangan seseorang di dalam ruangan bernuansa klasik dengan tembok coklat yang dihiasi ornamen khas eropa tersebut.

Lalu pintu terbuka. Dengan wajah setengah segan Lintang masuk dan menghampiri Kapten Ganara yang sudah menunggunya. Lintang pun duduk di sofa untuk memenuhi panggilan sang Kapten yang ingin mengajaknya membahas suatu hal.

"Apa yang ingin anda bahas, Capt?"

Kapten Ganara mengangkat jarinya yang mengapit sebatang rokok, sejenak pria itu menyesapnya seraya menatap ke arah depan. "Siapa pelakunya?"

"Malam ini anggota yang bertugas masih melakukan patroli. Penjagaan ketat sementara kita lakukan di seluruh penjuru kepulauan hingga besok pagi sampai area dermaga bisa kita usut sampai tuntas, Capt."

"Jadi pelakunya sama sekali belum ditemukan?" Kapten Ganara membuang abu rokoknya dengan ujung jari, dia menatap Lintang. "Kalo gitu saya akan langsung menugaskan kamu."

Lintang sontak menatap Kapten Ganara dengan wajah tanya. "Maksud anda, Capt? Maaf, saya kurang paham."

"Saya beri kamu kebebasan untuk mengusut siapa pelakunya sampai tuntas. Jika dia masih bernyawa, bawa kehadapan saya segera. Saya tau kamu cerdas Lintang, tidak perlu waktu lama bagi kamu untuk menemukan tikus kecil apalagi di pulau ini." Ujar Kapten Ganara.

Lintang mengangguk. Karena ini adalah sebuah perintah dari sang atasan, dia tidak bisa menolak. "Baik, saya akan segera temukan pelakunya."

Kapten Ganara mengangguk dan kembali menyesap rokoknya. Lintang kemudian bangkit, tepat saat itu juga pintu ruangan terbuka, sorot Lintang seketika berubah menjadi datar kala melihat Zein datang ke ruangan tersebut.

"Saya permisi, Capt." Ujar Lintang yang segera pergi.

Zein melirik Lintang kemudian menatap Kapten Ganara yang masih sibuk bersama segelas rum nya di sana.

"Anda pasti akan memberikan tawaran, tugas, atau pilihan yang sama seperti Lintang kepada saya." Zein mulai berbicara tanpa basa-basi, laki-laki itu duduk di kursi yang tidak sejajar di samping kanan Kapten Ganara.

Kapten Ganara terkekeh, menaikan satu alisnya. "Kepekaan sosial kamu cukup tinggi, you smart."

"Saya terlatih."

"Itu jadi alasan saya mengapa merekrut kamu untuk bergabung dengan SGL."

Sebelumnya Zein tidak terlalu tertarik dengan pembahasan yang satu ini, namun karena Kapten Ganara yang tiba-tiba membuka topik tersebut, rasa penasaran Zein sedikit meningkat, ia ingin tahu lebih jauh tentang alasan Kapten Ganara memilihnya.

"Tidak peduli sekompeten apa seseorang dalam hal yang dia kuasai, menawarkan posisi anggota kepada orang asing sama saja dengan bunuh diri." Ujar Zein.

Kapten Ganara tersenyum. "Sebuas apapun singa, mereka bisa dipelihara, Zein."

"Dan sepatuh apapun singa, mereka bisa menerkam tuannya kapan saja." Balas Zein.

Pria berusia 45 tahun itu menganggukan kepalanya. Merasa tertarik dengan isi kepala dan sikap anggota barunya ini, Kapten Ganara segera menuangkan wine ke dalam gelas lain dan memberikannya ke hadapan Zein.

"Kita perlu bicara banyak hal, agar bisa sama-sama menjadi komplotan singa tanpa ada pangkat tuan atau pasukan." Ujar Kapten Ganara.

Sudut bibir Zein terangkat, tangannya mengambil gelas berisi cairan red wine tersebut dan meneguknya sekali hingga tandas. "If you need a partner, i'm ready."

ZERO BASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang