BAB 20 | Midnight Action

1.6K 215 47
                                    

Gemuruh bising terdengar di atas rooftop gedung pencakar langit paling elit di kota New York pada pukul 22.00 UTC. Helikopter milik organisasis Sword Ghost Leger telah mendarat. Belasan anggota turun dengan Kapten Ganara yang langsung memimpin. Mereka bergerak tergesa memasuki tangga hotel bintang 7 termewah tersebut.

Tugas akan dijalankan detik ini juga. Tim Alpha yang dipimpin oleh Zein mulai berjaga di sudut ruangan yang akan dipenuhi oleh para tamu undangan di acara ulang tahun putri walikota New York malam ini. Sedangkan tim Beta bergerak memantau di bagian CCTV keamanan.

Tim Beta yang terdiri dari Hazel, Akrael, Franz serta Riley memasuki gedung lain. Hazel masuk ke salah satu ruangan penting bersama Franz, sedangkan Riley dan Akrael berjaga di luar ruangan. Hazel mulai memakai headphonenya seraya membenarkan letak mic hitam yang menyalur di bagian pipi kirinya. Gadis itu kemudian duduk dan mulai mengotak-atik komputer yang menampilkan CCTV di berbagai sudut ruangan.

"Tim Beta, ready." ucap Hazel.

Suara tersebut terdengar di seluruh earpiece setiap anggota. Zein, Lintang, Lion, dan Mikael yang tergabung dalam tim Alpha mulai berpencar di sudut ruangan utama, memakai setelan jas hitam dsn menyamar sebagai tamu undangan. Masing-masing mulai berbaur bersama para tamu yang lain karena acara sebentar lagi akan dimulai.

"Lion, Mikael, kawal putri walikota saat dia masuk ruangan, sebentar lagi pintu utama akan dibuka. Tepat saat acara di mulai, Lintang dan Zein siap di posisi masing-masing."

Suara intruksi yang Akrael berikan langsung disetujui. Detik berikutnya pintu besar terbuka di ruangan megah tersebut. Putri walikota New York yang siap dengan balutan dress elegant hitamnya tersenyum. Tepuk tangan meriah dari puluhan tamu menggema, semua orang bersorak untuk memulai pesta. Perlahan sang putri mulai berjalan menuju panggung, Lion dan Mikael menggiring mereka dari kedua sisi secara diam-diam.

Lion kembali menekan earpiecenya. "Aman."

Kini Zein menatap ke sekeliling arah memastikan situasi. Rasanya akan ada sesuatu yang terjadi di dalam ruangan ini, Zein yakin instingnya tidak akan meleset. "Salah satu anggota tim Beta turun, dan jaga di area halaman belakang."

Semua anggota SGL mengernyit mendengar perintah Zein.

Lintang menatap Zein dari kejauhan. "Lo emang leader tim, tapi bukan berarti lo bisa ngasih perintah gak guna seenaknya, bangsat." Nada geram bercampur amarah terdengar dari ucapan Lintang.

Zein mendengus. "Gak akan ada korban dalam kondisi malam."

Lintang hanya menatap Zein tajam, namun Zein tetap mengabaikannya dan bergerak pergi. Sedangkan dalam ruangan pemantauan, Riley terdiam berusaha memahami maksud Zein. Sesaat setelah ia berpikir keras, akhirnya Riley paham apa yang dimaksud oleh Zein. Gadis itu masuk dan melihat CCTV yang memantau semua sudut gedung ini.

"Franz. Turun dan jaga di halaman belakang." Ujar Riley.

Mendengar perintah Riley yang pastinya terdengar oleh semua anggota membuat Tim Alpha menghela napas. Lintang tentu tidak akan membiarkan Tim Alpha menuruti perintah Zein karena intruksinya kurang berguna.

"Ri, Franz punya tugas penting di Tim Beta. CCTVnya bisa aja dihack dan cuma dia yang bisa balikin programnya ke posisi normal." Ujar Mikael. Tentu ia juga tidak setuju dengan ide Zein.

"Franz itu kunci komputer." Lanjut Lintang.

"Lebih baik kita dengerin arahan leader. Urusan CCTV akan gue usahain aman di sini." Balas Akrael.

"El?" Tanya Lintang.

"Gue setuju sama rencana Akrael. Zein pasti tahu sesuatu. Turutin aja intruksi dia. Malam ini, dia leader kita." Balas Riley.

ZERO BASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang