BAB 14| Night Investigation

1.8K 231 46
                                    

Cahaya dari lampu sorot menara pelabuhan bergerak ke segala arah menyinari seluruh penjuru wilayah. Malam ini tepat pada pukul 23.00 UTC, seluruh agen yang ditugaskan mulai turun dan melakukan investigasi lanjutan secara bersama-sama.

Lintang dan Riley berjalan ke arah barat, Hazel dan Akrael mulai menempati wilayah timur, sedangkan Zein dan 20 orang lainnya berpencar untuk berjaga di sekitar area sela-sela tumpukan kontrainer.

Zein menaikan slayer hitamnya untuk menutupi sebagian wajah. Ia mengecek persediaan amunisi senjata tembaknya dan mengaktifkan earpiece sebagai koneksi antar agen yang bertugas malam ini.

Lapor. Gue denger suara langkah kaki di wilayah timur, dia menuju ke area barat.

Lintang dan Riley kompak saling menatap, mereka mulai melangkah secara perlahan, dan berusaha fokus agar bisa peka terhadap suara apapun.

"Agen yang jaga di selatan dan utara, jangan hadang dia, biarin dia datang ke wilayah timur." Bisik Riley.

Lintang memberikan isyarat kepada Riley agar gadis itu maju mengikuti langkahnya secara diam-diam.

Krak.

Suara retakan kaca terdengar nyaring. Mereka kompak menempelkan tubuh pada dinding mercusuar, sedangkan tangannya sudah terangkat dengan posisi siap memegang senjata. Tatapan Lintang dan Riley terarah menatap bayangan di hadapan mereka yang mulai meninggi. Riley menelan saliva kasar, dalam hitungan detik ia akan langsung menodongkan senjatanya.

Jari telunjuk Lintang terangkat. Kemudian jari tengahnya ikut terangkat seakan tengah menghitung. Tepat pada jemari ketiga mereka langsung menodongkan senjatanya secepat kilat.

"S-sorry sorry.. ini gue ini gue!" Panik Mikael yang langsung menurunkan senjatanya setelah melihat Lintang.

Riley mendengus dan menarik kerah baju Mikael kasar. "Jangan ngagetin, bego."

Mikael terkekeh. "Sorry, gue lupa kalo lo jaga di bagian sini."

"Jadi lo yang datang dari arah timur?" Tanya Lintang pelan.

Mikael menggeleng.

Melihat itu pun, Lintang mengernyit bingung, ia menghela napasnya sambil meletakan kedua tangan di pinggang, kemudian Lintang mematikan koneksi suara. "Kita harus pencar. Gue kurang percaya sama 21 anggota yang ada di sana."

"Lo yakin jaga di sini sendiri?" Tanya Riley.

Lintang mengangguk. "Gue punya firasat ada komplotan diantara mereka. Gue akan nyusuri wilayah barat dan utara. Lo sama Kael pencar ke area kontrainer." Ujar Lintang.

Riley dan Mikael menyetujui. Setelah itu Lintang segera pergi, sedangkan keduanya mulai berjalan menuju area kontrainer yang tampak hening dan gelap. Tidak ada satu pun agen SGL yang terlihat tengah berjaga di sana.

"Gue kencing dulu, Ri. Gak kuat." Pamit Mikael yang berjalan mendekati area sepi.

Riley mengerling malas dan melanjutkan langkahnya ke arah kontrainer. Area ini ternyata benar-benar hening dan gelap. Kontrainer pada malam hari memang lebih mirip seperti tempat horor melebihi rumah hantu, bahkan seluruh tubuh Riley merinding kala dirinya mulai berjalan menyusuri area itu.

Dang.. dang..

Suara kontrainer yang dipukul dua kali mengalihkan atensi Riley. Gadis itu menatap tajam ke arah remang gelap yang tampak misterius di sebelah kanannya. Perlahan Riley melangkah, mengeratkan kepalan tangan seraya mengumpulkan keberanian. Riley tidak takut senjata, ia lebih takut jika tiba-tiba dirinya melihat sosok hantu penunggu dermaga yang katanya lebih mengerikan dari sadako.

ZERO BASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang