BAB 17 | Menang Tapi Kalah?

2K 220 24
                                    

Note: Jangan berharap cerita ini akan penuh dengan kisah bucin antara pemeran karena genre utamanya bukan romansa, tapi action dan thriller. Jika kalian mencari cerita yang penuh dengan kisah cinta sebaikanya jangan baca lapak ini🙏🏻 Thank U.

***

Semua anggota Sword Ghost Leger akhirnya dikumpulkan di dalam ruang rapat tanpa terkecuali. Kali ini mereka membahas tentang sandera yang berhasil disingkirkan. Kapten Ganara juga telah menyebutkan tindakan lanjutan agar SGL bisa memperkuat keamanan wilayah Zero Base.

"Pukul 03.00 UTC sandera telah mati."

Satu foto mayat berlumuran darah ditampilkan pada layar itu. Bendera merah putih yang tertera pada sudut kanan foto tersebut menandakan kewarganegaraan sang sandera yang tak lain adalah Serda Lim.

"Sebelumnya dia merupakan klien SGL yang meminta bantuan kita untuk meretas sistem data tentang sejarah Pakta Warsawa."

"Pakta Warsawa? Bukannya dia berasal dari Indonesia? Seharusnya dia tidak memihak blok barat atau blok timur kan?" Tanya Hazel.

Pakta Warsawa merupakan aliansi militer yang dipimpin Uni Soviet dan telah runtuh pada tahun 1991. Dalam perspektif kaum realis, pendirian Pakta Warsawa merupakan upaya perimbangan kekuatan di mana Uni Soviet berupaya mengimbangi NATO yang merupakan blok barat, mereka memiliki ideologi kapitalisme dengan Amerika Serikat yang menjadi otak utamanya. Sedangkan Indonesia selayaknya menganut politik luar negeri bebas aktif yang berati tidak memihak kepada kedua blok tersebut, tentu saja hal itu patut dipertanyakan mengapa Serda Lim meminta bantuan SGL untuk meretas data sistem tentang sejarah Pakta Warsawa di saat jelas-jelas dia merupakan anggota militer Indonesia yang seharusnya netral.

"Kemungkinan dia salah satu kaki tangan AS." Ujar Lion.

Kapten Ganara menggeleng. "2015, tahun pertama terbentuknya SGL. Ada sebuah konflik internasional antara AS dan Rusia. Saat itu Serda Lim mendatangi saya dan memberikan satu data rahasia penting tentang sejarah militer tahun 1990. Dia tahu saya mendirikan SGL, dan akhirnya kami beraliansi untuk menyimpan data penting itu. Bisa dikatakan data rahasia itu merupakan salah satu kelemahan blok barat dan blok timur, dan SGL menyimpan data itu untuk dijadikan senjata agar kita tidak terancam." Tutur Kapten Ganara.

Semua anggota mengangguk paham setelah mendengar penuturan panjang dari sang pemimpin. Kapten Ganara kemudian menampilkan sebuah kejadian pembakaran suatu gedung yang telah hancur berkeping-keping.

"Di tahun 2020. Beberapa negara-negara Dinamo sempat menyumbang ratusan triliun aset agar SGL bisa memihak blok timur. Tapi kita menolaknya karena SGL punya prinsip netral. Dan markas kita yang bertempat di Afhganistan akhirnya diserang sampai hancur tak tersisa."

Lintang menatap bangunan bersejarah itu, puing-puing kehancuran markas pertama SGL terasa mencekat pangkal tenggorokannya. Lintang terlibat di dalam peristiwa penyelamatan diri bersama Kapten Ganara 5 tahun lalu. Mereka sempat memisahkan diri agar tidak disandera oleh para pemburu tak berkemanusiaan yang telah menghancurkan SGL.

"Sayangnya data rahasia itu ikut hancur di dalam markas kami yang lama." Lanjut sang Kapten.

Riley melipat tangannya. "Memangnya seberapa penting data itu?"

"Data itu bisa dikatakan 15 persen salinan dari Black code. Sebagai penduduk dari blok barat kamu pasti sudah tahu tentang black code." Kapten Ganara menunjuk Zein membuat semua mata terarah pada laki-laki itu termasuk Riley yang berada di sampingnya.

Zein mengangguk. "Black code dinyatakan hilang pada tahun 2020 setelah rapat penyelesaian konflik internasional antara AS dan Rusia terjadi. Sampai saat ini kode rahasia itu belum ditemukan dan masih dalam pencarian. Untuk isi datanya memang bersifat sangat rahasia."

ZERO BASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang