Pagi buta sekali dua agen rahasia itu sudah berada didalam sebuah ruangan berdinding kelabu yang letaknya berada di lantai dasar apartment mereka, lampu penerangan hanya menyoroti area ring tinju dari bagian plafon, sedangkan di sekitarannya hanya di isi oleh remang gelap yang minim pencahayaan.
Zein menoleh menatap gadis tempramen disampingnya yang kini bersidekap dada dengan ekspresi malas.
"Lo bilang gak takut apapun."
"Ya, kecuali hantu." Balas Riley ketus.
"Emm.. hantu ya..." Gumam Zein yang seakan berniat mengganggu emosi Riley lagi.
Gadis itu mendelik. Ia tidak peduli dengan image badass yang melekat pada dirinya, karena Riley memang merasa tidak ada hal yang harus ia takuti di dunia ini selain Tuhan dan hantu. Hal-hal yang tidak terlihat menurut Riley lebih berbaya dibanding banyaknya ratusan peluru yang biasa Riley hadapi ketika menyelesaikan misinya dalam Sword Ghost Leger.
Kemudian Zein mengambil dua buah benda tajam, laki-laki itu berdiri di hadapan Riley yang menyerahkan satu pisau runcing dari tangannya. "Kita bertarung di atas ring, yang kalah wajib masak sarapan pagi selama satu bulan."
Alis Riley terangkat, ia menatap pisau itu lalu menyeringai. Selama ini Riley sudah berhasil menghajar anggota utama Sword Ghost Leger berkali-kali di dalam ring, bahkan Riley kerap kali menjadi pelatih tinju untuk anggota baru, tapi mengapa Zein masih berani menantangnya? Apakah Zein berpikir Riley adalah gadis lemah yang akan menangis ketika ia berdarah?
Riley menarik pisau itu, menatap Zein dengan sorot menantang. "Justru lo yang harus belajar masak, karena setelah ini lo yang akan bikin sarapan selama satu bulan." Balas gadis itu dan mulai melangkah.
Zein mendengus geli dan mengikuti langkah Riley untuk masuk ke dalam ring. Kini keduanya sudah saling berhadapan dengan sorot mata yang siap melawan.
Riley memutar pisau di tangannya dengan lihai, ia lantas mengeratkan kepalan tangannya dengan posisi siap yang seakan-akan mampu membuat Zein tumbang. Sedangkan laki-laki itu hanya berdiri santai, siap menerima serangan dari gadis di hadapannya.
"Let's go, darl." Ucap Zein dengan senyum jahilnya.
"Gue akan bikin lo sujud." Ujar Riley.
Tentu adrenalin mereka mulai menegang. Anggota Sword Ghost Leger seperti Riley dilatih untuk tidak peduli dengan siapa yang menjadi lawan mereka ketika bertarung, sekalipun mereka sekubu, Riley tetap akan menghabisi Zein karena mereka sepakat menjadi rival sekarang.
Satu langkah Riley maju, genggamannya mengerat, dalam hitungan kilat dia melakukan serangan tusukan cepat yang langsung Zein hindari. Riley mendesis, ia masih berusaha tenang karena tahu Zein lihai.
"Cuma segitu?"
"Shut up." Desis Riley.
Zein terkekeh sedangkan Riley langsung menggerakan lengannya melakukan serangannya tiga kali dalam waktu 1 detik. Sial, Zein tetap mampu menghindari gerakan gila tersebut meski laki-laki itu sedang lengah. Padahal Riley berharap ada bagian tubuh Zein yang sudah robek sekarang.
Zein tersenyum meremehkan. "Waspada sama gerakan. Gerak-gerik anggota tubuh lo terlalu jelas."
"Gue gak butuh komentar lo."
"Sebagai defense lo harus bisa memprediksi dengan tepat bagian tubuh mana yang akan musuh serang, dan dari sana lo bisa tahan serangan dia."
Riley masih dalam posisi siap seraya mendengarkan Zein. Hitungan detik selanjutnya gadis itu kembali menggerakan tangan hendak menggores lengan Zein, namun ia kalah cepat karena Zein lebih dulu menariknya dan membalikan tubuh Riley hingga pisau ditangannya menodong pada tepat di pangkal tenggorokan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO BASE
General FictionTerdampar di tanah Kepulauan Skotlandia adalah salah satu cerita paling tidak masuk akal bagi anggota agen rahasia itu. Start: 26 Des 2023