BAB 6| Car Action

2.6K 302 66
                                    

Pukul 15.25 UTC, agen terpilih yang akan melakukan misi bersama Kapten Ganara hari ini telah berkumpul di ruangan khusus, mereka berdiri mengelilingi meja.

"Dimana Lion?"

Akrael menatap posisi Lion yang berada di seberangnya. "Ada kendala terkait barang kiriman di dermaga, Kapten. Lion, Mikael dan Franz terpaksa datang ke lokasi, terlalu beresiko bagi kita jika masalahnya tidak segera diatasi." Ujar Akrael.

Kapten Ganara mengangguk. Ia kemudian menekan satu tombol. "Zein Alpha Bagaskara, anda saya tunggu di ruang unit khusus Zero Base."

Semua anggota menatap sang Kapten dengan sorot terkejut, terkecuali Riley yang sudah mengetahui bahwa Zein memang telah menjadi bagian dari SGL.

"Kapten merekrut Zein untuk bergabung dengan SGL, dan dia menerima tawarannya." Ujar Riley memberi penjelasan.

Pintu silver yang terbuat dari alumunium berlapis ubin silika bergeser perlahan membuka jalan. Zein muncul dengan setelan kemeja hitam serta balutan jaket kulitnya, ia berjalan menatap empat anggota SGL yang kini ada di sana, kemudian Zein berdiri di samping Riley menempati tempat Lion.

"Baiklah. Klien kita kali ini adalah Mr. John Markley, dia adalah Politikus kelas tinggi Skotland, dan tempat yang akan kita datangi adalah Inverness Museum and Art Gallery."

Semua anggota menatap layar besar yang menyatu dengan meja mereka. Zein mengernyit saat melihat foto pria berumur 50 tahun yang tampaknya memang bukanlah orang sembarangan.

"Saat kita menerima data penting yang diberikan klien. Tim akan dibagi menjadi 3. Akrael-Hazel, Zein-Riley, dan saya akan bersama Lintang. Kita berpencar dan berkumpul di titik yang sudah saya cantumkan di file kemarin." Ujar Kapten Gara.

Lintang menatap Zein, sorot keduanya sempat beradu, ada sirat tersembunyi yang Lintang berikan karena harus melihat Riley berada di satu tim yang sama dengan anak baru itu.

Kapten Ganara kembali menekan tombol lain. Meja layar itu tiba-tiba terbelah membuka lima celah persegi di hadapan mereka masing-masing. Sebuah senjata yang tersimpan di kotak muncul.

"Gunakan senjata itu ketika kalian dalam keadaan darurat."

Semua anggota mengambilnya, menyimpan senjata masing-masing di balik jaket. Lalu mereka mulai memasang earpiece di telinganya masing-masing.

Zein memasukan amunisi dalam magasin pada senjata api di tangannya tanpa hambatan, kemudian ia memutar benda itu satu kali dengan jari telunjuknya membuat perhatian Riley teralih.

"Gak usah banyak gaya." Desis Riley.

Senyum Zein tertarik, ia memilih memasukan pistolnya ke dalam balik jaket.

"Are you ready?" Tanya Kapten Ganara.

"Ready, Captain!"

"Oke, lets go."

Detik berikutnya dinding polos di hadapan Zein terbuka lebar. Sliding door itu mulai bergeser ke atas hingga pesawat pribadi khusus milik Sword Ghost Leger terpampang jelas. Tanpa basa-basi seluruh agen mulai beranjak, Riley dengan terpaksa menarik Zein yang masih ada di dalam kurungan pikirannya sendiri.

Mereka mulai naik ke dalam pesawat dan duduk di ruangan yang yang penuh kecanggihan teknologi itu.

Mereka mulai naik ke dalam pesawat dan duduk di ruangan yang yang penuh kecanggihan teknologi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ZERO BASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang