Setelah mendapat kamar tidur khusus pribadi dari Hazel, Zein langsung merebahkan dirinya di atas kasur. Setidaknya kamar ini lebih nyaman dibanding brankar kecil tempat dimana dia pingsan tadi pagi.
Mungkin besok ia akan meminta Riley untuk memperkenalkan setiap sudut markas luas ini, terlebih ia ingin tau lebih jauh tentang SGL, maksud dari nama SGL dan kegiatan apa saja yang dilakukan oleh para anggotanya.
Pintu kamarnya terbuka.
"Ganti baju lo, kita harus ke pantai utara."
Zein setengah bangkit, menaikan alisnya. "Kenapa lo ngajak gue?"
Riley yang melihat sikap Zein lantas berkacak pinggang. "Woah sumpah, selain nyebelin ternyata lo gak tau diri ya? Ganti baju sekarang, lo harus temenin gue patroli di pantai utara."
"Luka tembak gue masih baru dan belum sembuh, lo mau ngebunuh gue perlahan?" Gerutu laki-laki itu yang lanjut memejamkan mata.
Riley menggertakan giginya dan masuk kemudian langsung menarik tangan Zein hingga laki-laki itu mengerang.
"Aarghh.."
"Perlu gue kasarin?" Ancam Riley seraya melempar pakaian baru kepada Zein.
"Lo punya hutang nyawa sama gue. Jadi jangan banyak tanya." Tekan Riley, dia kemudian duduk di kursi, mengambil rubik persegi yang ada di sana dan memutar benda itu beberapa kali.
Zein pun terpaksa bangkit sambil menahan ngilu yang menyerang lukanya.
Tangan laki-laki itu melepas sabuknya, menatap Riley dengan menantang. "Lo penasaran sama badan gue?" Tanyanya seraya melepas kaos hitam yang ia pakai dengan perlahan.
Riley mendengus geli. "Gue udah tau badan lo buat apa pensaran?"
"Mesum juga."
"Mesum?!" Riley menatapnya sengit. "Lo pikir siapa yang ngobatin luka lo hah?!"
"Thanks udah perhatian, meskipun gue berharap yang ngobatin gue kemarin bidadari surga." Balas Zein melantur.
"Orang nyebelin semacam lo mana bisa masuk surga?"
"Kasar banget."
"Gue gak pernah lembut."
Zein menyeringai. "Gue baru tau kalo malaikat neraka kurang ajar."
Riley mendelik menatap Zein, belum genap dua detik gadis itu langsung mengalihkan tatapannya ke arah lain karena perut sixpack Zein yang terpampang jelas dihadapannya.
"Kalo lo penasaran bisa-"
"5 menit lagi kita harus berangkat, jangan buang waktu." Ujar Riley yang langsung pergi keluar dari kamar.
Zein tersenyum, dengan cekatan ia memakai bajunya. Kemudian Zein mencari kartu hitam berukuran 2×2 yang merupakan benda berharga satu-satunya dari celana bekas yang ia pakai.
"Gue gak tau siapa yang bisa dipercaya di sini."
***
Kini Zein dan Riley memasuki basement markas. Untuk sesaat Zein kagum melihat banyaknya jenis mobil yang terparkir di area ini. Rolls-Rosce, Mercedes-Benz, Porsche, bahkan hingga Toyota dengan berbagai bodi yang tentunya bisa mereka pakai di semua arena.
"Ini mobil khusus yang biasanya kita pake. Kalo lo mau liat perlengkapan tempur, lo bisa datang ke lantai paling atas." Ujar Riley yang membuka pintu penumpang. Lalu gadis itu melepar kunci mobil yang langsung Zein tangkap. "Thanks." Ujar Riley dan segera masuk.
Zein mendengus geli. Ia pun ikut masuk dan mulai menyalakan mobilnya.
"Pantai utara? Lo biasa patroli di sana?" Tanya Zein.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO BASE
General FictionTerdampar di tanah Kepulauan Skotlandia adalah salah satu cerita paling tidak masuk akal bagi anggota agen rahasia itu. Start: 26 Des 2023