09. Cella dan Kalan

62.3K 2.5K 93
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


09. Cella dan Kalan.
_________________

"Kak, ini kertasnya ikut di bawa ke ruang guru?" Lyly berjalan kearah Meteor membawa setumpuk kertas yang sepertinya berisi data siswa.

Meteor menoleh lalu memeriksa tumpukan kertas itu sekilas. "Iya. Bawa aja. Abis ini lo udah bisa balik, biar yang sisanya gue aja."

"Gapapa Kak?" Lyly mengerjap. Merasa tidak enak.

"Gapapa," balas Meteor singkat lalu kembali melanjutkan sisa pekerjaannya.

Lyly menurut, lalu keluar ruang osis mengantarkan setumpuk kertas itu.

Beberapa waktu kemudian, Lyly meletakkan tumpukan kertas itu ke sebuah meja yang diketahui adalah meja kepala sekolah. Sejenak, Lyly merapihkan setumpuk buku itu hingga suara lembut membuyarkannya.

"Lyly?" Lyly berbalik, dan menemukan Hana sang anggota club dance yang mendaftarkan dirinya dan Cella kemarin.

"Iya?"

Hana mendekat kearah Lyly. "Tadi kebetulan gue liat lo masuk ke ruang guru, jadi gue samperin buat ngasih hasil pendaftaran lo sama temen lo beberapa hari lalu."

Lyly mengerjap. "Jadi gimana...?" tanyanya penasaran.

Hana terdiam sejenak. "Lo berdua di terima. Btw, kenal Briani, kan?"

Lyly mengangguk. "Leader club dance kita, kan? Yang lagi keluar negeri?"

Hana tertawa pelan. "Iya leader club dance kita. But, dia udah pulang dari satu minggu lalu kok. Cuma lagi istirahat aja. Itu makanya hasil pendaftaran lo berdua langsung cepet ditangani."

Tiba-tiba Hana tersenyum manis, menyodorkan sebelah tangan kanannya. Sontak Lyly mematung bingung.

"Selamat, ya?" Hana menatap Lyly dengan ramah.

Lyly menerima jabatan tangan itu, namun ia dapat melihat manik hitam milik Hana yang menyiratkan, sesuatu?

Lyly menggeleng pelan. Membuang pikiran negatif yang entah kenapa tiba-tiba menghampiri pikirannya.

Ia membalas senyuman Hana, lalu berucap, "Makasih."

Kedua gadis itu sama sama menarik tangan mereka setelah bersalaman. "Kalau gitu gue duluan, ya? Masih mau latihan. Eh sampein selamat gue ke temen lo, okey? and, mulai minggu depan lo berdua udah bisa mulai untuk latihan, soalnya Briani udah masuk minggu depan."

Lyly mengangguk cepat, Menatap kepergian Hana. Entah kenapa perasaan nya tidak nyaman. Kali ini gadis itu mendesah malas. Berusaha membuang pikiran buruk yang menurutnya akan berhubungan dengan Cella.

"Sayang?"

Suara itu membuat Lyly tersentak kaget. Ia menoleh ke arah pintu ruang guru lagi, kini mendapati Dio yang tengah tersenyum menawan kearahnya.

He's DargaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang