36. Masih Ada Rasa?

27.2K 1.1K 131
                                    

36

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

36. Masih Ada Rasa?
______________

Bunyi bel terdengar di seluruh isi ruangan apartemen Dargael. Cowok yang semula berdiri di balkonnya sembari menikmati sebatang nikotin itu dengan cekatan mematikan rokok miliknya lalu membuang keluar balkon.

Masih dengan keadaan telanjang dada ia tetap berjalan menuju pintu. Dan ketika ia baru membuka pintu, sudah disuguhkan penampilan kekasihnya yang sangat digilainya. Ia memang tidak masuk ke sekolah hari ini dan alasannya adalah sebuah kejujuran yaitu, 'malas'.

Tetapi walaupun begitu ia tidak tahan jika tidak bertemu Cella dan meminta Cella untuk datang ke apartemen nya setelah sekolah usai. Mengapa tidak di jemput? Tentu saja Cella melarang karena tidak ingin siswa lain melihat Dargael datang ke sekolah menjemputnya sedangkan cowok itu tidak masuk.

Cella berdiri memegang sebuah totebag dengan ukuran sedang di tangannya masih mengenakan seragam sekolah dengan ransel tetap tersampir di punggungnya.

Namun yang menjadi hal paling menarik yang Dargael lihat untuk saat ini adalah tata rambut gadis itu. Gaya rambut yang tidak biasanya. Di kepang dua lalu di gulung dan di ikatan menggunakan dua pita putih.

"New style?" Dargael menarik Cella masuk ke apartemen nya menutup pintu di belakangnya dan tak melepas pandangan dari rambut beralih ke wajah gadis itu lalu kembali lagi ke rambut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"New style?" Dargael menarik Cella masuk ke apartemen nya menutup pintu di belakangnya dan tak melepas pandangan dari rambut beralih ke wajah gadis itu lalu kembali lagi ke rambut.

Cella menggeleng. "Nggak ganti. Cuma lagi pengen aja hari ini. Lyly yang ikat waktu jam istirahat. Bagus gak?" Cella menyentuh, merapikan beberapa helai rambutnya.

"Bagus," balas Dargael simple. Mendengar respon itu Cella mendadak mendongak ke arah Dargael yang semula masih menatap rambutnya menjadi ke dua bola mata cokelatnya.

"So pretty..." bisik Dargael lembut sembari mencubit pelan hidung Cella, menyadari respon sebelumnya tidak memuaskan gadis itu. Cella menampilkan senyuman lebar.

"Beneran, kan? Gak bohong?" tanya Cella seakan belum puas.

Cowok jangkung itu beralih mendudukan Cella di salah satu sofa apartemen nya, menggeleng menanggapi pertanyaan Cella. "Itu sebuah kejujuran."

He's DargaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang