MET BACA, BERRY!
RAMEIN TIAP PARAGRAF YA.
ENJOY 🧁
19. Perasaan Arnold.
_________________________“Thank's udah nemenin gue beli kado ke mama kemarin lusa, ya, kak," ucap Arnold pada Cella. "Mama ternyata lebih suka lukisan pilihan lo."
Kini Arnold dan Cella tengah duduk bersebelahan di taman sekolah, menikmati bekal makan siang. Cella mengangguk sembari tersenyum. "Santai aja. Lain kali kalau butuh bantuan bilang ke gue," balas Cella, menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
Arnold tersenyum manis, ia menatap Cella dari samping, mencueki bekal nya sendiri, malah menikmati wajah Cella.
Suapan kesekian kalinya akhirnya Cella menoleh, mengerjap bingung. "Kenapa liatin gue?"
"ah?" Dia ketahuan. Arnold tersenyum malu-malu. "Lo cantik, kak," jawabnya jujur.
Cella terbahak. "Bisa aja lo."
"Gue serius, kak." Arnold menutup bekalnya. Sepertinya dia tidak jadi makan, ia lebih memilih menghabiskan waktu berbincang didekat Cella, dan hanya berfokus pada cewek itu.
"Kak, gue boleh tanya sesuatu?"
Cella menaikkan sebelah alisnya sekilas lalu mengangguk pelan. "Tanya aja."
"Gimana kalau gue beneran naksir, lo?"
Memiringkan kepalanya, tatapan Cella tertuju pada wajah serius Arnold. "Ya gak gimana-gimana. Wajar kok kalau kita naksir seseorang. Cuma..." Cella terdiam sejenak lalu melanjutkan ucapannya, "kita gak bisa maksa orang yang kita suka, untuk menyukai kita balik."
skakmat.
Arnold terdiam. Ini bukan jawaban yang ia harapkan. Ia berpikir Cella akan menyukainya juga atau sekedar akan berusaha membuka hati untuknya.
Namun jawaban yang ia dapatkan adalah sebuah fakta yang secara tidak langsung menyatakan penolakan dari Cella.
"Kalau gue berusaha? Bukan memaksa biar lo suka gue, tapi gue berusaha supaya lo suka gue, gimana?"
Giliran Cella kini terdiam.
"Kak?"
"Lo beneran suka gue?" Pertanyaan itu sontak membuat Arnold mengangguk.
"Gue bisa minta sesuatu?" tanya Cella. Arnold tidak mengangguk ataupun menggeleng. Jantungnya berdegup kencang, entah kenapa.
"Bisa hapus perasaan lo?"
Damn.
Rasanya kotak bekal di tangan Arnold ingin meluncur.
Dengan cepat Arnold menggeleng. "Maaf kak, gue gak bisa." Tidak peduli Cella mengatakan dia keras kepala. "Alasan lo nyuruh gue buat ngelakuin itu apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Dargael
Teen FictionDON'T COPY MY STORY. FOLLOW SEBELUM BACA, YA. BANYAK HAL TOXIC, HARAP BIJAK DALAM MEMBACA! [17+] **** Kedatangan Characella kembali ke kota kelahiran semula adalah suatu kebahagian bagi gadis itu, karena pada akhirnya ia bisa bebas dari sifat prot...