38. Kepercayaan

24.9K 1.1K 291
                                    

AKU UPDATE LAGIII!!

JANGAN LUPA TEKAN VOTE SEBELUM BACA, YA!

ENJOY BERRIES!

ENJOY BERRIES!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

38. Kepercayaan.
_____________________

Suara langkah kaki berat beriringan mengisi suara di sebuah gang kecil nan gelap. Udara malam begitu dingin dan pekat ketika menyentuh kulit milik Dargael dimana lelaki itu tengah berlari, berjuang keras menjauhi sekelompok pria yang mengejarnya tak jauh.

Rahang Dargael mengeras berusaha menyeimbangi kekuatan tubuhnya yang mulai melemah karena terlalu lama berlari.

"Tuan Dargael, berhenti!" Teriakan itu menggema ke seluruh gang kecil yang mereka jadikan tempat kejar-kejaran.

Dargael tidak mengindahkan ucapan pria dan tetap melanjutkan larinya. Tak sengaja Dargael tersandung batu yang memang tak terlihat karena remangnya gang. Dargael berusaha kembali mempertahankan keseimbangan hingga kini ia kembali berlari dengan cepat.

"Tuan Dargael, sebaiknya anda menyerah saja! Jika tidak Tuan besar akan sangat marah!" kesekian kalinya Dargael tidak mendengar pria lain yang berteriak diantara kawanan para bawahan sang papa.

Keringat dingin mulai mengalir di pelipis serta di telapak tangan Dargael, ia mulai merasa sesak karena terlalu memaksa dirinya berlari. Ia terus menatap ke depan dengan pikiran yang melayang memikirkan kemana dia selanjutnya, kemana tempat yang aman untuk bersembunyi sementara.

Manik legam Dargael berbinar penuh harap ketika melihat ujung gang yang terlihat terang, disambung oleh sebuah gang yang sedikit lebih besar dan bercahaya. Ia berbalik singkat, menemukan para suruhan sang papa masih mengejarnya, tidak ada yang kelelahan sama sekali karena yang menjadi target mereka adalah menangkap Dargael dan membawa cowok itu ke papanya lalu menerima hukuman atas apa yang ia perbuat.

Tepat di waktu ketika Dargael akhirnya mencapai ujung gang, cowok itu berhenti sejenak, bertumpu pada lututnya, terengah-engah. Tangan besarnya mendorong rambut berantakan milknya yang menghalangi pemandangan. Sejenak ia menatap tanah gang, lalu kembali mendongak saat sebuah motor melaju dari sebelah kanan tak jauh darinya. Motor yang ia sangat kenali.

Ia berbalik untuk menatap para anak buah sang papa yang mulai dekat ke tempat dimana ia berdiri untuk beristirahat sejenak.

Dargael berdiri masih dalam keadaan terengah-engah, bibir cowok itu sedikit terbuka karena napas berat yang berhamburan keluar dengan pelan. Dengan tubuh bergetar karena berlari jauh, ia melangkah ke tengah gang, menghentikan pemuda yang mengendarai motor itu.

Dan ketika pemuda itu berhenti, tanpa aba-aba Dargael segera naik ke jok belakang.

"Lo dateng tepat waktu." Dargael menepuk bahu pemuda itu sampai pemuda itu kembali menyalakan mesin motor dan melakukan kencang meninggalkan anak buah papa Dargael yang menendang, memukul dinding sembari mengumpat marah satu sama lain

He's DargaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang