24. Si Hoodie Hitam

32.6K 1.4K 103
                                    

HAI HAIIO??!

ABSEN DULU YUK, YANG NUNGGUIN DARGAEL UPDATE 👉

CEKIDOT!

TYPO TANDAIN YAW 🍓

TYPO TANDAIN YAW 🍓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

24. Si Hoodie hitam.
____________

Cahaya rembulan menyinari langat malam tanpa taburan bintang di atas. Sunyi di sebuah taman seolah memperjelas bahwa jam sudah menunjuk pukul 21:15.

Entah mengapa dia remaja yang duduk berdua di bangku taman belum juga sadar bahwa malam semakin larut.

Arnold, duduk di sebelah kanan Cella menatap ke samping memperlihatkan wajah cantik Cella yang membayang oleh cahaya rembulan.

"Kenapa ngajak gue ke sini, Ar?" Suara Cella memecah suasana hening taman.

Arnold menahan napas sejenak lalu menghembuskan. Ia tetap menatap Cella. "Gue mau minta maaf soal kejadian tadi siang."

Sontak Cella menolehkan kepala, menunggu Arnold melanjutkan kalimatnya.

"Sedari awal, cinta memang gak bisa di paksakan," lanjut Arnold.

"Gue bener-bener minta maaf, kak. Gue salah udah memaksakan perasaan gue agar lo mau nerima gue." Kedua netra Arnold berkontakan dengan netra coklat Cella.

"Gue terlalu bodoh, berharap bahwa perasaan lo yang sebenarnya ke cowok lain, bisa berpindah ke gue," kata Arnold lagi mampu membuat Cella mengerutkan kening.

"Maksud lo?"

Arnold memiringkan kepala. "Maksud gue?" tanyanya kembali, bingung.

"Maksud dari perkataan lo yang bagian perasaan gue sebenarnya ke cowok lain?" jelas Cella.

"Ah..." Arnold mengangguk paham. Raut wajah cowok itu seketika serius. "Perasaan lo buat bang Dargael, kan?"

Cella menyipit tidak setuju. "Gue—

"Gak ada perasaan sama bang Dargael?" potong Arnold dengan cepat. Cella terdiam.

"Mau sampai kapan, kak? Mau sampai kapan lo bohongin diri lo sendiri? Bohongin perasaan lo sendiri?"

"Ar, lo gak tau gue," balas Cella.

"Gue emang gak terlalu tau lo itu gimana, kak. Tapi di masalah ini, gue tau hati lo itu cuma buat bang Dargael."

"Kenapa bilang gitu?" tanya Cella.

"Lo sadar gak sih, kak? Tadi siang, di waktu gue nyatain perasaan sama lo, di depan banyak orang, tapi pikiran lo bukan ke gue melainkan bang Dargael."

"Tau dari mana isi pikiran gue? Cenayang lo?" Cella tertawa canggung.

Arnold mengatupkan rahang sejenak. Kemudian ia kembali berkata, "Coba inget inget lagi. Siang tadi. Dimana gue nyatain perasaan ke lo, tapi tatapan lo, pandangan lo, mata cantik lo itu, mengarah ke bang Dargael."

He's DargaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang