14. Dargael atau Arnold?

47.4K 2.1K 137
                                    

Cella mendelik. "Lo kayak penculik anak anak, tau? Ngajak tapi ga masih tau tujuan yang jelas."

"Jadi gitu? Kayak penculik ya?" Dargael melamun sejenak tampak memikirkan sesuatu.

Ia menatap Cella serius dengan seringai di bibirnya. Ia beralih menarik pinggang Cella agar semakin dekat padanya.

"Gimana kalau gue beneran nyulik lo?"

"Gimana kalau gue beneran nyulik lo?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

13. Dargael atau Arnold?
_____________________

"Sinting lo!" Cella menatap galak kearah Dargael saat tersadar apa yang baru saja cowok itu ucapkan.

Dargael tertawa pelan. "Santai. Gue cuma bercanda, sekarang," ucapnya. "Tapi ga tau kalo nanti," tambah cowok itu membuat Cella tersentak.

"Ga usah aneh aneh."

"Iya ga aneh aneh, serius banget," imbuh Dargael. Cowok itu meraih sapu lidi dari tangan mungil Cella.

"Gue bantuin, biar cepet."

Cella mendengus, lalu memandang Dargael yang mulai menyapu sisa dedaunan.

Beberapa menit berlalu, kini halaman belakang sekolah sudah bersih. Dargael menghela napas lega lalu melempar sapu lidi itu ke sembarang arah.

"Ra, ntar malem free?" tanya Dargael sembari menatap lurus kearah Cella.

Cella mendongkak, berpikir sejenak. "Ngga kayak nya. Kenapa?"

"Jalan sama gue, mau?"

Cella mendelik. "Ngga," tolaknya mentah mentah.

Mata Dargael menyipit. "Kenapa?"

"Takut lo apa-apain."

Jawaban singkat itu mampu membuat Dargael tertawa renyah. "Ngga akan. Gue ga bakal ngelakuin aneh aneh. Tapi kali ini, Ra, mau ya?"

Manik hitam Cella terjebak diantara manik hitam legam Dargael yang menyendu. "Gue kangen," timpal cowok itu nyaris berbisik.

Cella seakan membeku. Pikirannya linglung, bingung ingin menjawab apa. Sorot mata Dargael kali ini tampak tulus. Tersirat sesuatu dibalik matanya.

"Please?"

Cella kembali tersadar mendengar nada rapuh itu.

"Gue ga bisa. Bokap gue dirumah malem ini."

"Ra?" Tatapan Dargael penuh harap, seolah tidak menginginkan jawaban penolakan.

Ia menghela napas dalam-dalam lalu mengangguk. "Yaudah. Nanti gue cari alesan biar bisa keluar."

Dargael menyipitkan matanya. "Serius??"

Cella mengangguk. "Cuma malem ini. Gue mau."

"Damn." Dargael mengumpat pelan nyaris tidak terdengar.

He's DargaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang