DON'T COPY MY STORY.
FOLLOW SEBELUM BACA, YA.
BANYAK HAL TOXIC, HARAP BIJAK DALAM MEMBACA! [17+]
****
Kedatangan Characella kembali ke kota kelahiran semula adalah suatu kebahagian bagi gadis itu, karena pada akhirnya ia bisa bebas dari sifat prot...
HALOOOO AKU UPDATEEE!!! ADA YANG NUNGGUIN DARGAEL UP GAK??
GAK KERASA READERS DARGAEL UDAH 1JT 🥺 THANKYOU BUAT YANG UDAH NEMENIN DARGAEL DARI AWAL DAN MAKASIH BANYAK JUGA BUAT YANG UDAH KASIH DUKUNGAN!!!
I LOVE YOU ALL, BERRIES KUUUU 🍓🤍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
37. Perasaan Gelisah. ____________________
Cella melangkahkan kaki memasuki sebuah ruangan dengan nuansa putih dan di penuhi dengan aroma obat-obatan. Netra cokelat gadis itu mengarah pada sosok jangkung yang terbaring kaku diatas bed hospital.
Dua sosok paruh baya berdiri di sisi kiri lelaki pucat itu. Dengan wanita paruh baya yang mengusap rambut sang anak dan sang pria paruh baya yang merangkul bahu wanita itu sembari mengusap lembut.
Cella berjalan mendekat kearah mereka, segera mendapat respon dari keduanya yang dengan cepat menoleh.
"Cella..." Sang papa beralih memeluk gadis itu. Tubuh pria paruh baya itu bergetar seolah benar-benar khawatir, padahal dia mengenal Lanvin saja hanya baru beberapa bulan.
Cella membalas pelukan, mengusap punggung sang papa. "Apa yang terjadi, pa?" tanya gadis itu.
"Lanvin kecelakaan tunggal waktu pulang sekolah," balas sang papa. Sangat jelas jika pria itu berusaha menahan tangis.
Cella hanya bisa terdiam menatap tubuh kaku Lanvin dari kepala sampai bawah yang di penuhi dengan berbagai selang dan perban melalui bahu sang papa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dia nabrak mobil yang mendadak berhenti. Bertepatan dia sedang berkendara kencang," lanjut papa Frank. Pria itu melepas pelukan menatap Cella dengan mata berkaca-kaca. Bibirnya bergetar. Tangan sang papa mengusap sehelai rambut yang menutupi wajah Cella.
"Kata dokter kemungkinan selamat hanya 25 persen. Beberapa tulang rusak dan patah serta dia kehilangan banyak darah."
"Papa nangis karena Lanvin?" pertanyaan itu tercetus begitu saja dari bibir Cella. Pasalnya tatapan dari sang papa terlihat campur aduk. Gelisah, sedih dan kekhawatiran.
