27. Dargael?

31.5K 1.3K 130
                                    

27

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

27. Dargael?
_____________

“Ngapain?”

Cella bersidekap dada, bersandar di tiang halte bus di persimpangan jalan komplek rumahnya dengan mengenakan seragam. Ia menatap malas ke arah Lanvin yang duduk di motor besarnya yang berwarna hitam, berhenti tepat di hadapannya.

"Nganter lo," balas Lanvin dengan senyuman.

"Gak perlu. Gue naik bus aja," jawab Cella dengan cepat membuat senyum Lanvin memudar seketika.

"Papa yang nyuruh gue nganter lo."

"Papa gue lebih tepatnya," cetus Cella.

Lanvin tertawa pelan, dengan sabar ia kembali berucap. "Iya papa lo. Om Frank. Dia nyuruh gue nganterin lo ke sekolah. "

"Dan jawaban gue, gak usah. Gue udah nyaman naik bus."

Tangan kekar Lanvin mengusap rambut hitamnya. Berusaha tetap sabar. "Lo kenapa sebenarnya?"

"Emang gue kenapa?" tanya Cella balik.

"Sejak gue dateng, lo selalu menghindar. Ah, bukan, bukan sejak itu. Sejak gue nge-chatt lo sekitar bulan lalu. Kenapa gak di bales?"

"Apa untungnya gue bales pesan lo? Isinya gak penting semua."

Lagi-lagi Lanvin terkekeh. "Cella yang gue kenal bukan begini."

"Karena gue bukan Cella yang lo temuin dulu lagi. Gue bukan Cella yang dengan polosnya jatuh ke pesona lo yang seolah-olah suka sama gue," ucap Cella blak-blakan. Tidak memperdulikan ucapannya barusan, seolah dengan berani mengakui perasaanya yang dulu ia rasakan, yang ingin dia ungkapkan pada Lanvin ketika masih menjalani hubungan tanpa status dengan lelaki di hadapannya sekarang.

"Maaf," ucap Lanvin pelan. "Gue tau lo suka sama gua dulu." Dengan perlahan Lanvin turun dari motornya. Menghampiri Cella, berdiri tepat di hadapan gadis itu dengan jarak yang dekat. "Gue sadar itu dan Gue minta maaf karena seolah-olah ngasih lo harapan di waktu lalu."

Lanvin menjeda ucapannya sejenak, menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan. "Tapi jangan berpikir saat itu gue juga gak ada rasa sama lo."

Perkataan itu mampu membuat Cella memfokuskan pandangan dan telinganya pada Lanvin. "Ada. Saat itu gue ada rasa sama lo, itu sebabnya gue perlakuin lo spesial. Gue gak bisa ngungkapin karena ada sedikit problem. Dan rasa itu masih ada sampe sekarang."

Cella mengeryit tidak paham dengan jalan pikiran Lanvin. Lanvin tertawa kecil. "Dan ketika gue mulai nyelesaiin masalah sebelumnya, masalah lain datang. Masalah dimana ketika nyokap gue bilang dia akan menikah dengan bos di kantornya dan itu Om frank. Papa lo, Cell."

"Sial..." Lanvin mengumpat pelan. "Kita bakal jadi saudara tiri. Gue gak akan bisa milikin lo lagi," kata Lanvin lirih.

Cella mendengus, mendorong dirinya dari tiang halte, menatap Lanvin. "Bahkan jika sekalipun kita bukan saudara tiri, gue juga gak akan pernah jadi milik lo, Vin," balas Cella. "Karena perasaan gue buat lo sebelumya udah ilang. u
Udah sirna."

He's DargaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang