26. Kisah dengan Arnold, Selesai.

30.5K 1.2K 125
                                    

26

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

26. Kisah dengan Arnold, selesai.
____________________

“Cella, maaf ya sudah menunggu lama."

Cella mendongak. Seutas senyum muncul bibirnya. Itu mama Arnold—Tante Lucy.

Tante Lucy meletakkan segala barang barang yang ia jemput dari rumahnya ke atas sebuah meja.

"Maaf tante udah ngerepotin kamu buat jagain Arnold. Padahal kamu masih belum sepenuhnya sehat," ucap Tante Arnold, membalas senyuman Cella.

"Gapapa Tante. Cella gak ngerasa repot kok." Cella mengusap tangan Arnold yang diinfus.

Kemarin, seusai Mama Cella dan saudara tirinya pulang, serta Lyly dan Dio, Cella menjadi merasa kesepian dan memilih meminta pada dokter untuk mengantarkan Cella ke ruangan Arnold hingga berakhir dan bertemu Tante Lucy.

"Lebih baik kamu kembali ke ruangan kamu saja. Sekarang, biar tante saja yang menemani Arnold."

Cella Menggeleng pelan. "Cella disini aja tante. Di kamar Cella gak ada siapa siapa. Cella bosen."

Tante Lucy tertawa pelan. "Kalau begitu, kita ngobrol-ngobrol disini aja." Cella dengan cepat menyetujui.

Sudah nyaris tiga minggu, Arnold belum juga siuman dari tidur panjangnya. Ternyata kecelakan yang terlihat sepele beberapa waktu lalu begitu berpengaruh pada kondisi Arnold hingga sekarang.

Raut wajah Cella kembali sendu dengan rasa bersalah. Ia benar-benar menyesal dimalam itu. Jika waktu bisa di putar ulang, Cella memilih untuk segera mengajak Arnold pulang, tidak menuntut untuk membeli kue lebih dulu.

Cella menghela napas dalam-dalam. Sebuah tangan mengusap rambutnya dengan lembut. Ia mendongak dan ternyata tante Lucy sudah berdiri di sebelahnya.

"Jangan sedih. Arnold akan baik-baik saja. Percaya sama tante. Inget kata dokter, kan? Arnold hanya lumpuh sementara,"  ujar tante Lucy dengan lembut, tetap mengusap rambut Cella, menenangkan.

"Jangan merasa bersalah lagi. Ini bukan sepenuhnya tentang salah kamu," lanjut wanita paruh baya itu.

Cella berkedip lembut, perlahan tenang.

"Oh iya. Tante mau tanya sesuatu dong, boleh?" Tante Lucy mengambil bangku untuk duduk tepat di sebelah Cella.

"Boleh, tante." Cella mengangguk.

"Kamu baru ulang tahun, ya?" tanya wanita itu.

Cella menggeleng. "Cella ulang tahun udah hampir sebulan yang lalu. Ada apa tante?"

Tante Lucy menghela napas pelan, tersenyum lembut. "Arnold ngasih kamu kado, nggak?"

Cella mengangguk. "Dia ngasih sebuah lukisan tante."

Tante Lucy tampak berpikir. "Kalau boleh tau dia ngasih lukisan apa?"

Cella dengan cepat membuka ponselnya dan menunjukkan lukisan permen berbentuk hati yang Arnold berikan ketika hari ulang tahunnya beberapa minggu lalu.

He's DargaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang