Jimin menghabiskan waktunya seharian untuk berdiskusi terkait project baru dengan tae, otomatis jeni terabaikan. Akhirnya dia memilih pulang. Menjelang sore, jiminpun pamit pulang.
Egi sudah tertidur karena kecapean bermain seharian. JK sedari tadi belum kembali. Taepun berinisiatif menelfonnya. Setelah beberapa kali panggilan, Jk mengangkat telfonya
"Yaank... kamu dimana? Kok ga balik", rengek tae
Jk pun gemes mendengar rengekan itu, namun mencoba tetap dingin
"Bukannya kau sedang menghabiskan waktumu dengan gadis itu, aku tak mau mengganggu kalian"
"Ma-maksudnya apa yank, aku ga ngapa-ngapain ama dia..."
"Didepan aku aja kalian ciuman, masa ga dilanjut saat aku pergi",
"Aku rendah banget ya dimata kamu yank, hiks..."
"Ga tau by, yang aku tau kamu itu menikmati setiap sentuhan wanita itu tanpa menolak dengan tegas"
"Tapi tap£..."
"Udah ya... have fun ama dia..." ucap JK kemudian menutup telfonnya.
Kalau sudah begini, tae hanya bisa mengutuk kebodohannya. Diapun tak paham kenapa dia tak bisa tegas dan banyak orang yang selalu mencoba mengontrolnya, termasuk jeni.
Tae itu tipe penurut, sedikit saja orang lain keras padanya, dia akan langsung terjebak dalam kontrol orang tersebut, itulah yang terjadi padanya dan jeni. Jeni mendominasi dan akhirnya tae hanya menuruti apa mau jeni.
Namun dia sudah memberikan seluruh hatinya pada Jk, ribuan kali dia mengutuk kebodohannya karena terlalu lemah dan tidak bisa tegas.
.
.
.Tae masih duduk disofa menunggu, sudah pukul 12 malam, namun JK belum pulang. Tae tambahn menyalahkan dirinya. Air matanya lolos, dan suara isakan kecil mulai terdengar.
Pukul 3 pagi pintu apartment terbuka, tae langsung berlari kearah pintu menghampiri pujaan hatinya. Mata tae bengkak, pipinya juga masih basah
"By, kok belum tidur?, wanitamu mana, kok sendirian"
Pecah sudah tangis tae, hatinya sakit mendengar sindiran JK namun dia juga menngakui kesalahannya
"Hiks hiksss.. yank sakit lo hiks hiks aku kamu ngomong gt hiks hiks",
"Trus aku ga sakit liat kamu disosor terus sama dia sementara kamu menikmati"
Tae menggeleng ribut, dia tidak menikmati
"Aku hiks hiks tidak menikmati hiks hiks nya yank, hiksa plis jangan ngomong hiks gitu yank hikss...", tae berjalan mengikis jarak, ingin memeluk JK
"Aku mau istirahat, kamu istirahat lah, dia akan khawatir kalau kamu kenapa2"
Akhirnya JK berlalu dan menuju kamar egi.
.
.
.Pagi harinya egi dan JK sudah rapi dimeja makan sambil menyantap sarapan mereka, hari ini senin.. egi dan JK harus kesekolah dan tae k kantor. Tae turun dengan setelan rapi namun matanya sedikit bengakak.
JK hanya cuek, dia segera menyelesaikan makannya..
"Appa gwunchana?"
"Iya egi, appa baik", ucap Tae lembut
"Istilahatlah kalau appa sakit, egi pergi sama rabhy saja"
"Ga usah sayang, appa harus kekantor"
"Iya egi, appa egi harus kekantor, kalo ga ke kantor nanto ga ketemu tante jeni",
Mata tae langsung berkaca-kaca
"Aku akan mengantarkan egi", ucap Jk sambil membawa egi.. JK berharap tae beristirahat, namun gengsi untuk bilang
.
.
.
.
.Setelah jam pelajaran usai, JK langsung bergegas menjemput egi dan pulang, dia sangat khawatir dengan tae. JK berencana mengantar egi pulanng kemudian mwnjemput tae ke kantornya
.
..
"Kalian sudah pulang",
"Appaaaa....., appa masi sakit ya"
"Iya sayang, appa masih pusing"
"Egi, pergilah ke kamar dan istirahat, tueun saat makan malam ya sayang", JK
"Ya rabhy.. bye bye appa", tae tersenyum merwspon anaknya
JK pun langsungengendong tae dan membawanya ke kamar mereka
"Kenapa tidak istorahat mmm?"
"Kangen kamu yank, jangan marah lagi hikss hiksse"
"Janji kamu ga gitu lagi"
"Iya janjiii hiksss... jangan diemin aku lagi",
"Iyaa sayang, maaf ya....", ucap JK sambil menarik tae kedalam pelukannya..
"By maaf ya... aku egois... aku ga mau bagi kamu ama jeni atau siapapun itu, aku ga suka milikku di sentuh orang lain, tolong mengerti itu",ucap JK lirih, tqe pun hanya mampu memgangguk dipelukan Jk

KAMU SEDANG MEMBACA
Tae-Hyung (kookv)
Teen Fictioncerita seorang duda yang bekerja sebagai karyawan swasta yang cukup mapan, bertemu dengan berandalan yang masih SMA yang sukses memporakporandakan hatinya