ICK ~50

140 5 0
                                    

"Assalamu'alaikum warahmatullah"

"Assalamu'alaikum warahmatullah"

Selesai sholat maghrib, Maudy yang paham langsung menyalimi tangan Gus Bian.

Sedari awal Maudy melepas gaun pernikahannya, tapi ia belum sama sekali memperlihatkan rambut nya pada Gus Bian.

Kedua nya berdoa sejenak memohon ampunan dan permintaan.

Selesai berdoa, Gus Bian berbalik badan.

"Maudy" Panggil Gus Bian.

"Ya?"

"Boleh saya melihat rambut kamu?" Tanya Gus Bian.

Maudy terdiam. "Jika kamu tidak mau, saya tidak memaksa"

"Gus Bian boleh melihatnya" Ucap Maudy.

Sejujurnya, Maudy malu, karna setelah sekian lama, ini adalah pertama kalinya ia kembali melepas hijab nya didepan Laki-laki.

"Alhamdulillah"

Maudy pun melepas muknah nya dan menyisahkan ciput berwarna cream.

Gus Bian pun dengan perlahan melepas ciput yang menutupi rambut maudy.

Seketika rambut hitam panjang itu ter urai kebelakang. "MasyaAllah"

"Rambut kamu sangat cantik, persis seperti pemiliknya"

Blush

Pipi Maudy memerah akibat ucapan Gus Bian.

"Mulai hari ini, kamu jangan memakai hijab jika tengah berdua bersama saya di kamar atau rumah kita nanti" Ujar Gus Bian.

Maudy hanya bisa mengangguk malu.

"Sudah, sekarang mari turun. Kita makan malam bersama" Ujar Gus Bian.

Maudy tersenyum.

•~•

Di resto hotel.

Semua sudah berkumpul kecuali kedua pasang pengantin itu.

Gus Bian datang bersama Maudy, ia menggenggam erat tangan Maudy lalu duduk berdampingan.

"MasyaAllah, pengantin baru, lengket" Goda Bunda.

"Hahaha, iya nih, lengket banget, jadi curiga cepet jadi"

Bunda dan umah tertawa.

"Maudy, Lini dan Bang Agan kemana?" Tanya Abi.

"Kurang tau Bi, Maudy habis sholat langsung ke sini" Jawab Maudy.

"Tuh" Ucap Aya melihat kedatangan Lini dan Gus Agan.

"MasyaAllah, dateng juga akhir nya, sudah yuh, makan. Keburu dingin makanannya"

Mereka semua pun makan dengan tenang sambil mengobrol santai.

Setelah makan mereka balik ke kamar masing-masing untuk sholat isya.

Di kamar Gus Agan dan Lini sangat hening.

"Lini" Panggil Gus Agan, Ia mendekat kearah Lini yang terduduk manis di kasur.

"Ya?" Tanya Lini.

"Kamu tau apa kewajiban istri pada suaminya?" Tanya Gus Agan.

"Ya, Lini tau kok" Gus Agan terdiam sejenak.

"Saya mau tanya" Ujar Gus Agan.

"Tanya apa?"

Jujur, didalam hati Lini kini jantungnya berdegup kencang, ia tau arah obrolan ini kemana.

"Kapan kamu siap melakukan kewajiban itu?"

Ini, Cerita Kita [ TIDAK BERLANJUT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang