Tiba saat nya mereka sudah memasuki halaman rumah, di depan rumah sudah di sambut beberapa pembantu di depan pintu.
"Wah! mah bagus ya, ini itu nama nya tempat main ya mah?" tanya Elis polos karena ia tidak pernah tau ada rumah sebesar ini.
"Hehehe sayang ini nama nya rumah, rumah kita nanti Elis mau main di mana aja boleh kok" ujar Nindy.
"Ya udah yuk turun sayang" ajak Nindy.
Bara sedang menurunkan koper Elis dan belanja belanjaan lain nya di bantu oleh pembantu.
"Ayo mah"
Mereka pun turun, betapa kagum nya Elis melihat suasana di rumah itu yang tampak sepi namun ramai.
"Wah bagus banget" beo nya.
"Mas aku ke dalam duluan yah" izin Nindy.
"Iya sayang masuk aja aku nurunin barang barang dulu" saut Bara.
"Ayo sayang" ujar Nindy.
Kedua orang itu pun masuk kedalam rumah sebelum masuk Elis banyak sekali wide yang menyukainya. "wahh lucu sekali anak nya ibu"
"Hehehe, kan Iis emang lucu Tante kan sekarang aku jadi anak nya mama Nindy" kekeh gadis kecil itu.
"Panggil bibi aja ya non biar enak di denger nya hehe" koreksi bibi.
Elis menatap mata Nindy. "Iya sayang panggil bibi aja mau panggil yang lain juga boleh"
"Ya sudah bi, kita masuk dulu, kamar buat Elis sudah siap?" tanya Nindy.
"Sudah Bu, sudah siap semua tinggal baju baju nya saja Bu" saut bibi.
"Oke, bilang makasih sayang sama bibi" suruh Nindy pada Elis.
"Makasih ya bi" Elis memeluk bibi.
"Hehe, sama sama non gelis"
"Ya sudah ayo sayang, makasih ya bi"
"Sama-sama Bu"
Nindy dan Elis segera masuk kedalam, betapa takjub nya Elis melihat bagian dalam rumah yang banyak titik di lapisi oleh mas ya walaupun Elis tidak mengerti, hehe.
Setelah Elis memasuki rumah, rumah tampak sepi. "Mah Abang Abang Elis mana" tangan Elis mengayun ayunkan tangan Nindy.
"Di ruang tv sayang yuk ke sana" ajak Nindy yang di angguki semangat oleh Elis.
Sesampai nya di ruang tv sudah di sambut dengan 3 bersaudara ini.
"Bryan, Zayn dan Rafael liat adek kamu" ucap Nindy sedikit keras.
Mereka bertiga yang merasa terpanggil pun menengok ke arah suara itu.
"ABANG...." triak Elis sembari berlari kecil karna kaki nya masih sedikit sakit, kemarin sudah di urut oleh bupan.
Zayn langsung berlari dan memeluk Elis karna ia sudah menyukai Elis dari awal sebagai adek nya.
Plukkk
"Abang" gumam Elis
"Ya cantik?" Ucap Zayn lembut.
"Nama Abang itu Zayn yah?" Tanya Elis.
"Oya ko tau si pinter banget kamu" Zayn mengusap kepala Elis.
"Bang, Rel liat Elis, cantik ya dia bang" puji Zayn yang mencubit pipi Elis.
"Hm" jawab mereka.
"Abang sini" Elis memanggil Zayn agar mendekat.
Cup
Elis mengecup pipi Zayn, yang membuat anak itu salting brutal.
"Hm, gantian"
Cup
Zayn mencium balik Elis.
"Abang... Abang sekarang jadi Abang nya Elis kan?" tanya Elis yang belum percaya akan semua ini.
"Iya Elis, kenalin nama Abang itu Abang Zayn, kalo yang itu nama nya bang Bryan dan yang itu yang lagi main PS nama nya Rafael panggil aja Rafa" jelas Zayn.
"Abang aku ke Abang Bryan dulu dadah" dengan secepat kilat Elis mencoba berlari.
Brukk
"aduh!!"pekik nya.
Bryan menengok dan langsung berlari ke arah Elis dan tinggal Rafael juga ikut menghampiri Elis.
"Elis!" beo Zayn dan Bryan bersamaan.
"astaga" Bryan menggendong Elis menuju sofa.
"Kenapa bisa jatoh, Zayn kamu ambil es batu dan kain" suruh Bryan yang melihat kaki sang adek membiru di bagian lutut.
"Ya bang"
"Makan nya kalo apa apa jangan lari jadi jatoh kan, kamu itu istimewa buat mamah jadi kamu gak boleh sampai kenapa kenapa" jelas Bryansedangkan Rafael sedang menyuruh wide di sana membuat hot coklat untuk Elis.
"HEHEHEHE"
TAMAT.
16 September 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini, Cerita Kita [ TIDAK BERLANJUT ]
Novela JuvenilStory Publication Tanggal: 14 September 2022 By Author: Linda Ramadani •Follow ig: ndaendott •Follow TikTok: Daa ______________. •~• ._______________ Anak yang dibuang oleh keluarga nya, dipungut oleh panti dan diasuh oleh Fernandez Family...